Rabu, 27 September 2017

Kehebatan tdk ada hubungan dng wanita atau pria

Selasa, 26 September 2017 10.58 

Kehebatan tidak ada hubungannya dengan perempuan atau laki-laki. Jadi sebenarnya, yang ada di dalam diri kitalah yang membuat kita berbeda, maka perbedaan itu dibuat ketika kita memilih melihat kembali ke dalam diri kita.

Selasa, 26 September 2017

Depohar 10 Lanud Husein Bandung

Minggu, 24 September 2017 16.31

Badan raksasa Herky yang membawa diriku berhasil landing dengan selamat di Lanud Husein Sastranegara. Terimakasih ya Tuhan. Saya ingin belajar ya Tuhan. Melalui segala situasi dan kondisi. Apapun yang terjadi dihadapanku. Melalui apapun yang Tuhan luaskan terjadi didalam kehidupanku. 

Sore ini hujan baru saja mengguyur kota Bandung khususnya Lanud Husein Sastranegara. Air masih mengalir terlihat menyusuri aspal mencari area yang rendah. Saya sempatkan mengambil kenangan didepan pesawat Hercules yang banyak berjasa membawaku ke Bandung.

Wah perasaan membuncah ini kembali kurasakan. Sudah lama sekali daku tidak merasakan nikmatnya duduk di dalam Penjelajah Angkasa "Hercules". Sekarang ini daku sangat..sangat bersyukur betapa besarnya jasa Herky bagiku. 

(Lanjut menulis di Lanud Sulaiman, 25 Sep 2017 Pkl 15.37). Tugas mengikuti seleksi atlit petembak TNI AU di Bandung menjadi tantangan tersendiri. Selalu daku ingat tantangan adalah hadiah, kesempatan untuk belajar. Wah..udara Bandung benar2 asyik sekali. Apalagi udara sehabis hujan. Angin sejuk berhembus sedemikian lembutnya. 

Sore ini saya duduk di bawah tenda hijau tentara. Bersama rekan-rekan petembak yang lain. Saya penuh ucapan syukur dapat tergabung dalam 'pesta' ini. Bunyi dentuman peluru laksana pop-corn yang lagi di sangrai diatas api. Saya mulai terbiasa menikmati situasi ini. 

Minggu kemarin, saya merasakan tekanan yang begitu berat. Ditambah lagi lutut kaki kiri yang sakit menusuk. Walau demikian saya tidak pernah mengeluh. Tidak pernah. Jauhlah hal itu dalam kamus kehidupanku. Hindari keluhan. Keluhan hanyalah bagi jiwa yang lemah. Keluhan hanya akan menggerogoti semangat jiwa. 

Saya pasti bisa, lebih baik lagi, semakin baik. Tidak ada yang tidak mungkin bagi orang percaya. Tuhan pasti menolong saya. Oh iya saya baru teringat. Kalau tadi sebelum keluar mess, saat istirahat siang ini, saya sempatkan bertelut berdoa. Saya mohon pimpinan dan penyertaan Tuhan Yesus. Sungguh saya membutuhkan Tuhan. Saya mau memegang janji Tuhan. 

Bahwa Tuhan menunggu kedatangan saya. Dan penuh kasih membuka tanganNya. Saya memang sangat membutuhkan Tuhan. Dan sekarang saya benar2 terkejut bahwa hasil menembakku sangatlah bagus. 

Puji Tuhan.... Saya bersyukur atas pengalaman kemarin. Peristiwa menangis dan menangis sepanjang hari kemarin di Yogya, membawaku pada cara pandang yang berbeda. Saya sungguh bersyukur. Bahwa saya dapat melaluinya. Walaupun saat mengalaminya saya benar2 terpuruk tiada daya. 

Saya ingat dan pelajaran ini tidak akan pernah hilang dari kalbu ku. Bahwa apa saja yang daku pinta dan doakan Tuhan akan mengadakannya. Saat daku sungguh2 meminta. 

Tuhan bilang: Carilah maka kamu akan mendapat. Ketuklah maka pintu akan dibukakan untukmu. Pintalah maka kepadamu akan diberi. Sekarang daku meminta agar Tuhan menyembuhkan sakit lutut kiriku. 

Sehingga daku dapat mengikuti latihan menembak ini dengan baik. Daku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang besar ini. Daku satu2nya Senior Wara yang masih dipercayakan untuk adu ketangkasan dengan adik2 Wara yang usianya mereka terpaut jauh denganku. Ini adalah ajang pembuktian bahwa daku bisa dan pasti bisa.

Kamis, 14 September 2017

GARUDA-KOOKABURRA 2015 DI PMPP TNI SENTUL BOGOR



Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada 20-30 April 2015, latihan bilateral antara Indonesia dan Australia diadakan di PMPP (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian) TNI, bertempat diatas salah satu bukit ‘Santi Darma’ yang terkenal di daerah Sentul Bogor.
            Berdasarkan Surat Telegram Panglima TNI NR ST/446/2015 tanggal 8 April 2015 tentang permintaan personil untuk kegiatan latihan bersama Garuda-Kookaburra 2015 antara TNI dan ADF (Australian Defence Force), maka diperintahkan tiga puluh personil perwira berpangkat kapten sampai dengan mayor termasuk empat orang personil WAN TNI untuk mengikuti kegiatan ini.
Wanita TNI yang beruntung kali ini adalah Mayor (CAJ) Tety Mulyati (Kowad); Mayor Sus Michiko Moningkey (Wara); Mayor (Kes) dr. Sarah (Kowad); dan Kapten (KH/W) Febi Janis, S.Si (Kowal). Sedangkan Women Military ADF (Australian Defence Force) adalah SGNLDR. Lauren Flaherty; FLTLT. Dominique Hoffman dan LEUT. Clare Randall.
            Selama dua minggu, ketujuh perwira ini telah bergabung dengan tiga puluh lima personil pria militer lainnya untuk mengikuti seminar staf maupun aplikasi di lapangan. Dan inilah laporan singkat tentang serangkaian pengalaman dan pengetahuan saat melaksanakan tugas belajar di PMPP TNI Sentul Bogor.
            Garuda-Kookabura 2015 atau disingkat GK15, untuk pertama kalinya diadakan pada tahun 2013. Dan tahun 2015 ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan kerjasama diantara kedua militer, dalam operasi-operasi perdamaian yang berada dibawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nations).
Kata sandi Garuda adalah kata yang artinya tentu saja telah diketahui oleh pembaca. Sedangkan Kookaburra adalah kata sandi yang digunakan untuk mewakili Australia dalam latma ini. Kookaburra adalah sejenis burung yang hidup dan banyak ditemui di benua Australia dengan suaranya yang khas. 
            Sesuai dengan sumber-sumber multi dimensi dalam operasi perdamaian PBB, ADF (Australian Defence Force) dan Mabes TNI yang terdiri dari AL, AD dan AU telah berpartisipasi dalam GK15. ADF mengirimkan dua belas peserta termasuk tiga wanita militernya dan Indonesia mengirimkan tiga puluh peserta termasuk empat WAN TNI. Seluruhnya berjumlah empat puluh dua partisipan.
            Latihan bersama GK15 dengan materi operasi perdamaian ini diselenggarakan oleh TNI sebagai Tuan-Rumah. Diorganisir pelaksanaannya oleh PMPP TNI serta bekerjasama dengan ADF yang mengirimkan tenaga ahli pengajar tentang negosiasi komunikasi serta beberapa tenaga pendukung lainnya.
            GK15 ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan seorang Pengamat Militer (Military Observer) agar mampu memberikan kontribusi yang produktif pada misi-misi perdamaian PBB.            Secara luas, diharapkan hasil yang diperoleh dari pelatihan ini akan tetap mengembangkan pengertian bersama diantara kedua negara dalam operasi misi-misi perdamaian PBB.
            Para peserta dilatih sekaligus dilengkapi dengan berbagai pengetahuan tentang negosiasi dan komunikasi, pembelajaran tentang berbagai hal yang kemungkinan terjadi di daerah misi. Serta mempraktekkan teknik-teknik terbaik, taktik maupun prosedur dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung-jawab sebagai seorang pengamat militer di lapangan.
            Seperti yang disadari dalam era saat ini, tantangan-tantangan yang dihadapi dalam operasi pemeliharaan perdamaian modern semakin kompleks dan bersifat multidimensi. Hal ini membutuhkan personil yang profesional dan mampu mengatasi segala bentuk situasi dan kondisi di lapangan.
            Yakni seseorang yang memahami struktur dan fungsi operasi perdamaian PBB termasuk kesatuan operasi. Mengerti faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan operasi perdamaian. Termasuk segala aturan internasional, juga segala bentuk organisasi pemerintah maupun non-pemerintah yang memberikan kontribusi besar dalam misi bantuan kemanusiaan.
            Sebab seorang pengamat militer adalah mata dan telinga untuk misi perdamaian United Nations. Hasil observasi dan penilaian para Military Observer UN akan membantu memberikan gambaran secara nyata, bagaimana situasi di daerah konflik.
            Untuk memastikan netralitas dan objektivitas, para Pengamat Militer dengan tidak bersenjata, akan melaksanakan patroli di zona keamanan sementara serta di daerah sekitarnya. Mereka diorganisir dalam tim yang terdiri dari berbagai negara. Bekerja saling mendukung dan selalu bersama-sama dalam pergerakan di lapangan.
            Tugasnya yang utama adalah memonitor dan melaporkan tentang kondisi keamanan di dalam daerah tanggungjawabnya. Menyelidiki dan mendokumentasikan jika terjadi pelanggaran genjatan senjata. Pencapaian tugas-tugas itu sangat penting untuk keberhasilan suatu misi perdamaian.
Dan GK15 diharapkan akan meningkatkan pengertian tentang strategi dan rencana operasi dalam kompleksitas dan multidimensi misi perdamaian PBB. Dengan mengutamakan jaringan kerja, interoperabilitas dan kemampuan kedua negara yang berhubungan dengan latihan kepemimpinan dalam operasi misi perdamaian.
            Di pelatihan singkat ini, banyak hal dipelajari, namun yang terutama adalah mampu melengkapi diri untuk menjadi seorang Military Observer UN yang profesional. Setiap partisipan sangatlah mengakui bahwa pentingnya jaringan kerja ditingkatkan serta hubungan kekeluargaan dimantapkan. Apalagi antar sesama wanita Peacekeepers sangatlah terasa hubungan kekerabatannya.
            Dalam kursus singkat ini, ada kesadaran betapa pentingnya tugas yang diemban oleh seorang Pengamat Militer. Selama dikumpulkan dalam satu kelas, menggunakan bahasa pengantar English-Australia, hal ini tentu saja semakin menyadarkan akan multidimensi tugas dan multinasional dalam misi perdamaian PBB.
            Suasana kelas sangatlah hidup dan menarik. Antusiasme para partisipan sangatlah tinggi. Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi diakhir kegiatan. Para instruktur, tenaga pengajar ahli maupun Role-Player telah mengajar dan bertindak dengan cara memikat. Sehingga meningkatkan kesungguhan untuk belajar mempelajari materi lebih mendalam.
            Beberapa pertanyaan berkembang dengan sendirinya. Serta pembagian kelompok telah meningkatkan kemampuan peserta untuk penerapan di lapangan. Selama dua hari kami diperhadapkan dengan skenario peristiwa yang pada umumnya terjadi di daerah misi PBB.
            Skenario GK 2015 disusun dalam suatu negara fiktif bernama Sentalu. Dimana dalam alur ceritanya digambarkan konsekuensi dari konflik sengketa internal yang berkepanjangan. Politik, ekonomi dan situasi kemanusiaan yang memburuk, yang tidak mampu diatasi yang dapat mempengaruhi stabilitas keamanan regional. Situasi yang buruk ini mendapat perhatian dari dunia internasional, yang telah mendesak PBB agar segera melaksanakan misi perdamaian seperti yang tertera pada Piagam PBB Chapter VII.
            GK15 mengikuti rangkaian operasi berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB, sesuai dengan urutan rencana misi dan diakhiri dengan berbagai penanganan masalah-masalah khusus. Hal ini membutuhkan kerjasama dan interaksi diantara semua komponen misi yakni dari Markas Besar maupun dari agen-agen bantuan internasional di daerah misi.        Perhatian besar ditekankan pada The Principles of Use of Force, Rules of Engagement=ROE, dan Protection of Civilians=PoC.
                   Sampai akhir pelatihan, semua partisipan merasakan besarnya faedah mengikuti GK15. Hal ini diakhiri dengan sangat baik oleh personel ADF maupun TNI. Kekeluargaan sangatlah terjalin dengan erat dan terutama tingkat kesiapan masing-masing personel semakin tinggi untuk misi perdamaian. Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya para peserta mengatasi setiap tantangan di lapangan. Demikianlah sekilas tentang GK15. ‘Garuda-Kookaburra 2015 untuk dunia yang lebih baik dan damai’.***



Rabu, 13 September 2017

Perjalanan seribu langkah di mulai dengan satu langkah awal (SURVIVAL DASAR WING I LANUD HALIM DI SUBANG)



Kegiatan latihan bertahan hidup di alam terbuka atau Survival Dasar adalah ketrampilan yang wajib dimiliki oleh Insan Dirgantara. Untuk itulah, Wing I Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma menyelenggarakan latihan ‘survive’ di hutan Karet Subang Kalijati.
Sepuluh Tim Suvival menelusuri jalan di pedesaan Kalijati Subang Jabar, Selasa (26/2). Setelah melalui perjalanan selama tiga jam di Tol dari Jakarta ke Kalijati, selanjutnya seratus lima pelaku Survival Dasar, tiba di lapangan desa Cibeunying. Memulai pengalaman survive di tengah hutan, melatih kepekaan untuk dapat bertahan hidup, meningkatkan kekompakan tim.
Selanjutnya, Komandan Latihan Survival Dasar 2013 Pangkalan Udara TNI Halim Perdanakusuma, Mayor Pnb Purwanto memeriksa kelengkapan Peserta. Dan menyebutkan satu demi satu nama pelaku sesuai daftar peserta. Hal ini dilakukan sebelum meninggalkan lapangan awal memulai kegiatan Survival.
            Kafaslat Wing I Lanud Halim, Mayor Pnb Purwanto dalam briefing singkatnya menyampaikan agar masing-masing menjaga keselamatan. Sebab walau situasi cuaca sangat mendukung dimulainya perjalanan menyusuri jalan pedesaan; namun sisa-sisa hujan kemarin cukup mempengaruhi kondisi jalan. Jalan yang tidak rata, bercampur tanah liat, dan licin menambah tingkat kesulitan peserta latihan.
            Setibanya di desa Ciherang, peserta beristirahat sejenak, untuk selanjutnya melakukan kegiatan turun tebing. Jumlah peserta lengkap, beristirahat di keteduhan pohon karet. Sekaligus menunggu instruksi para Pelatih dari Kompi B Paskhas Lanud Suryadharma Subang Kalijati.
            Sertu Bowo Pelatih Paskhas memimpin teknis pelaksanaan Turun Tebing di Desa Ciherang. Instruksinya diikuti oleh para Pelaku. Dilanjutkan dengan jalan Kompas  ke desa Pasir Muncang.
“Ini bagus untuk alternatif jalan-jalan selain jalan-jalan di Mall bagi orang perkotaan”, ujar Sertu Bowo dengan kalem.

a. Turun tebing setinggi seratus meter di desa Ciherang

Selanjutnya, sbanyak seratus lima peserta melaksanakan latihan turun tebing di Desa Ciherang. Setelah berjalan kaki selama satu jam lebih dari start awal Desa Cibeunying.
Dari pengamatan, saat kegiatan Turun Tebing dilakukan, awan gelap telah menggantung di daerah Subang. Untung saja, tidak turun hujan. Tebing dengan tinggi seratus meter dapat dilalui dengan berhasil.
Sedangkan, sungai di bawa tebing, seolah menganga menunggu. Namun, semua peserta sukses mengatasi rintangan ini.
Setelah itu, para Pelatih dari Pasukan Khas TNI AU memberikan instruksi untuk setiap regu melakukan jalan kompas. Membidik di atas peta, dengan memperhatikan arah utara jarum Kompas.
Setiap regu memiliki arah yang berbeda-beda. Tim survival menuruni bukit, membelah hutan, dan memotong sungai dengan aliran air setinggi lutut peserta. Juga menyusuri pematang sawah, kemudian mendaki bukit kembali dan tiba di Desa Pasir Muncang sebagai posko ke dua.
Beberapa regu terlambat tiba di Posko, melampaui target waktu yang ditentukan Panitia. Sehingga, Komandan Latihan Mayor Pnb Purwanto mengambil kebijakan untuk melepaskan tanda di udara demi membantu para pelaku merapat di Posko Desa Pasir Muncang.
Setelah regu terkumpul dengan lengkap, malam Selasa (27/2) dilaksanakan jalan kompas malam. Di pandu oleh Sertu Bowo selaku koordinator Pelatih dari Kompi B Paskhas Lanud Suryadharma Subang Kalijati.

b. Skenario Latihan

            Latihan ini didasarkan pada skenario latihan yang seolah-olah terjadi sebagai berikut. Seperti yang terjadi di awal tahun 2013 ini, kondisi cuaca sangat buruk membayangi Indonesia.
Khususnya di seputaran wilayah Pulau Jawa. Sesuai dengan pengamatan staf Meteo Lanud Halim P, situasi cuaca yang buruk ini diakibatkan oleh adanya siklon Emang yang berada di sekitar pulau Bali. Ditambah adanya low-pressure di wilayah barat Australia.
            Menjadi sebab pertumbuhan awan merata di daerah pulau Jawa termasuk daerah Jakarta dan Jawa Barat. Diiringi dengan intensitas hujan dan kecepatan angin yang tinggi. Sehingga mengganggu kegiatan operasional penerbangan.
            Dalam skenario latihan ini, ada sebuah pesawat angkut yang sedang melaksanakan home flight menuju Lanud Halim P dari arah timur Indonesia. Pesawat ini mengalami kerusakan pada bagian engine (mesin).
            Segera Captain Pilot melaporkan kondisi pesawat kepada Air Traffic Control (ATC) pada frekuensi 127.9 Mhz. Pihak ATC melanjutkan info kondisi pesawat kepada Lanud Halim P.
            Saat itu, kondisi cuaca di Lanud Halim P, dilaporkan bahwa angin 360/25 knots. Jarak pandang lima ratus meter. Keadaan cuaca hujan, diperkirakan bisa bertahan lama satu dua jam ke depan.
            Mengatasi situasi ini, Captain Pilot meminta untuk divert ke Lanud Husein Sastranegara karena berdasarkan laporan jarak pandangan ada tiga sampai empat kilometer.
            Tiba-tiba saat menuju BDG VOR tiba-tiba Captain Pilot melakukan panggilan darurat: “Mayday….mayday….mayday..”.
            Selanjutnya, ATC tidak mendapat sinyal apapun dan pesawat hilang dari monitor radar.
            Berkat kesiapsiagaan crew pesawat dapat melakukan ditching pendaratan darurat dengan sempurna di sebuah waduk di daerah Kalijati.
            Kejadian terjadi pukul 18.00 Wib dengan cuaca mendung dan mulai gelap. Hal ini menyebabkan Tim SAR TNI AU tidak dapat menemukan letak jatuhnya pesawat.
            Ternyata, crew pesawat bermalam di atas permukaan air. Esok harinya melakukan perjalanan mencari pertolongan di pemukiman warga yang terdekat.
            Perjalanan kompas siang ini, cukup jauh, dengan naik turun tebing. Dengan menggunakan tali dilanjutkan dengan penyeberangan sungai.
            Setelah satu hari satu malam berjalan mengatasi rintangan, crew memutuskan untuk bermalam di hutan. Selama di hutan, mendirikan bivak, dan mengkomsumsi segala tumbuhan dan hewan yang dapat dimakan, agar dapat bertahan hidup.
            Dilain tempat Tim SAR TNI AU, mulai menemukan titik terang lokasi jatuhnya pesawat. Ditempat kejadian, ditemukan banyak bekas jejak kaki menuju satu arah.
            Disimpulkan bahwa semua crew selamat sehingga tindakan penyelamatan makin bersemangat untuk melaksanakan SAR.
            Akhirnya, Survivor dapat diselamatkan oleh Tim SAR TNI AU.

c. Wing I Lanud Halim Perdanakusuma sukseskan Survival Dasar

Wing I Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma berhasil menyelenggarakan latihan ‘survive’ di sekitar wilayah hutan Karet Subang Kalijati. Penyelenggara telah bekerja keras dengan kompak sehingga target latihan tercapai.
“Besar tanggungjawab penyelenggara maka salut buat Pendukung maupun Pelaku” kata Kolonel Pnb Fajar Prasetyo, S.E.
Komandan Wing I Lanud Halim P saat memimpin upacara penutupan Latihan Survival dasar di Desa Cikuni Subang Kalijati, Kamis (28/2).
Setelah bermalam di hutan selama dua hari, peserta latihan dapat berbangga sebab mampu melampaui semua tantangan di lapangan. Dari pengamatan yang ada, bermalam di atas air merupakan tantangan terberat.
Sejak sore hari dari Rabu (27/2) hingga pagi hari Kamis (28/2) pelaku telah berlatih dengan menggunakan media air.
Penyeberangan basah serta teknik penggunaan sekoci diajarkan oleh Tim SAR Koopsau I bekerjasama dengan Instruktur Pelatih dari Kompi B Paskhas Lanud Suryadharma Subang Kalijati.
Sehari sebelumnya, sebanyak sembilan puluh tujuh peserta berjalan di tengah rimbunnya hutan karet. Beberapa diantaranya sempat menderita keseleo sebab jalanan yang licin dan berbatu.
Start awal dari Desa Pasir Muncang pada pukul tujuh pagi hari, dan tiba di desa Cikuni pada pukul sebelas siang. Perjalanan berjam-jam ini cukup menguji ketahanan mental para peserta.
Kondisi kaki lecet tidak menyurutkan semangat peserta untuk menempuh jarak berkilo-kilo meter. Selanjutnya, latihan pengenalan jenis tumbuhan maupun binatang hutan yang dapat di konsumsi, diberikan oleh Pelatih Paskhasau.
Kemudian pada pagi hari berikutnya, penyelamatan Survivor dengan menggunakan pesawat Helikopter dari Lanud Atang Sendjaya Bogor. Dinamakan penyelamatan dengan teknik hoist.
Selesai upacara penutupan, peserta dan penyelenggara, maupun pelatih bersama-sama warga setempat jamuan makan siang bersama di lapangan sepakbola Desa Cikuni.
“Perjalanan seribu langkah di mulai dengan satu langkah awal”. Pengalaman Basic Survival ini meningkatkan koordinasi antar satuan kerja, memupuk kekompakan dan membangun kebersamaan serta kesatuan anggota Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma.***