Senin, 07 Juli 2014

SKADRON UDARA 45 HELIKOPTER ANGKUT VIP/VVIP LANUD HALIM P



Skadron Udara 45 merupakan Skadron angkut khusus VIP/VVIP. Yang dalam operasionalnya menggunakan pesawat jenis helikopter atau rotary wing
Berada di bawah Wing I Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta. Yang menyelenggarakan pembinaan dan penyiapan satuan dijajarannya.
Berdasarkan pertimbangan dan kebijakan pimpinan TNI. Telah disetujui dan disahkan bersama pembentukan Skadron 45 Helikopter VIP/VVIP.

Yang berkedudukan di Lanud Halim Perdanakusuma dengan Peraturan Panglima TNI Nomor: Perpang/19/III/2011.Tentang Persetujuan dan Pengesahan Pembentukan Skadron 45 Helikopter VIP/VVIP. 



Selanjutnya ditindaklanjuti dengan Peraturan KASAU Nomor: Perkasau/44/VI/2011 tentang pembentukan Skadron Udara 45. 

Hal ini disambut dengan antusias oleh segenap insan TNI Angkatan Udara dengan ditandai peresmian oleh KASAU pada tanggal 11 November 2011 di hanggar yang juga baru didirikan ini. 

Akhirnya diresmikanlah satu lagi skadron udara yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma.

Lanud Halim Perdanakusuma merupakan satuan pelaksana Koopsau I. Bertugas menyiapkan dan melaksanakan pembinaan serta pengoperasian seluruh satuan dalam jajarannya. 

Membina potensi dirgantara dan menyelenggarakan dukungan operasi bagi satuan lainnya. 


Membawahi beberapa skadron udara yaitu skadron udara 2, 17, 31. 
Dalam perkembangannya, Skadron Udara 45 merupakan langkah maju dari Skadron Udara 17. 
Yang selama ini mengoperasikan beberapa jenis pesawat VIP/VVIP baik jenis fixed wing maupun rotary wing
Sehingga Skardon Udara 45 merupakan optimalisasi skadron angkut VIP/VVIP khususnya helikopter (rotary wing).

Berdasarkan Keputusan KASAU Nomor Kep: 26/ PKS/ 2011. Tentang pemberhentian dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI AU tanggal 01 Nopember 2011. 
Maka saat ini Komandan Skadron Udara 45 dipercayakan kepada Letkol Pnb Muzafar, yang menurut pengakuannya. 


Pada awalnya tidak dapat mempercayai penugasan ini, namun sesegera mungkin hal ini diakuinya. Merupakan tanggungjawab yang patut diembannya dengan bersungguh-sungguh hati. 
Alasan mengapa adanya keraguan. Sebab kabar tentang pembentukan skadron ini sudah ada sejak tahun 2000.

Dan baru terealisasi tahun 2011 ini. “Jadi sempat menggaung dan kemudian surut lagi”, demikian ujarnya.

Sehingga akhirnya tahun 2011 ini, pimpinan melaksanakan pembagian tugas antara skadron udara pesawat VIP/VVIP jenis fixed wing maupun rotary wing/ Helikopter. 
Hal ini tentu saja disambut dengan gembira oleh para professional yang mengabdikan diri dan hidupnya bagi kemajuan TNI Angkatan Udara. 



    Skadron Udara 45 pemeliharaannya di bawa Sekneg

Dari wawancara secara langsung dengan kadet lulusan AAU tahun 1995 ini. Dapat diketahui ciri khas yang menjadi keunikan tersendiri dari Skadron Udara ini dibandingkan dengan skadron udara lainnya. 
Bahwa secara keseluruhan pemeliharaannya berada dibawah penanganan Kementerian Sekretariat Negara bahkan pengoperasian pesawat dibawah koordinasi Sekretariat Militer Presiden.


Banyak suka maupun duka yang dialami Komandan yang mengawaki 56 personel ini. Selama mengabdikan diri di lingkungan kerja yang mengikuti jadwal kegiatan orang nomor satu di republik ini. 


Skadron udara ini hanya khusus digunakan untuk Presiden maupun Wakil Presiden. 

Saat mengadakan kunjungan kerja di daerah-daerah di pelosok Indonesia. 

Yang terkenal sebagai Negara kepulauan di bentangan garis khatulistiwa ini. 


Secara garis besarnya, sebelum kedatangan RI1 maupun RI2, daerah disurvei terlebih dahulu oleh Paspampres. 
Sedangkan di Lanud oleh anggota Base-Ops Lanud untuk keamanan lokasi pendaratan. 



Ini merupakan program tetap yang senantiasa dilakukan menyambut kedatangan pejabat Negara. 
Untuk meyakinkan tempat tersebut aman bagi pendaratan. H-2 dilakukan tes pendaratan oleh Helikopter. 
Sehingga H-1 daerah tersebut steril dan aman untuk didarati pesawat helicopter yang membawa Kepala Negara dan pejabat setingkat.


Disamping itu, masih banyak lainnya tugas-tugas yang dilakukan oleh Skadron Udara 45. 
Selain melaksanakan operasi dukungan udara namun juga dalam keadaan darurat melaksanakan SAR (Save and Rescue) terbatas. Demikian ujar Komandan kelahiran Malang asli anak Madura ini.


     Arti dan makna lambang Skadron Udara 45

Keistimewaan Skadron Udara 45 yang sedemikian rupa inilah yang menjadikannya patut dibanggakan. 
Apalagi tunggul Skadron Udara 45 telah mencerminkan hal itu. Tunggul Skadron Udara 45 memiliki dua sisi dengan gambar yang sama.
Dapat dilihat dari berbentuk persegi panjang, dengan inti lambing berbentuk perisai. Ukurannya 58 cm x 42 cm. 
Warna dasar tunggul biru langit melambangkan kekhasan matra yang menggunakan media udara dalam melaksanakan setiap penugasan. 

Lebih lanjut ujar Danskadron Udara 45 ini. Isi dan arti gambar sangat mewakili kekhasan skadron udara ini. 
Perisai melambangkan pelindung bangsa dan Negara dari setiap ancaman musuh. Sedangkan burung merpati bermahkota melambangkan sarana angkut VIP/VVIP Lanud Halim P. 
Yang setia kepada bangsa dan Negara. Angka 45 melambangkan legalitas Skadron Udara 45 Helikopter Angkut VIP/VVIP. 
Benteng melambangkan Skadron Udara 45 sebagai benteng Negara. Lima bintang melambangkan skadron udara 45 menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Dan bola bumi melambangkan Skadron Udara 45 siap melaksanakan tugas menjangkau setiap wilayah.



    Profesionalisme awak Skadron Udara 45

Hebatnya lagi, seluruh penerbang yang ada, baik di Skadron Udara 17 maupun di Skadron Udara 45. Merupakan penerbang-penerbang dengan kualifikasi lulusan Luar Negeri. 
Sebab belajar dan dilatih langsung di Prancis, tempat dimana datangnya pesawat Helikopter VIP/VVIP ini, tepatnya di kota Marseille, Prancis.

Latihan-latihan yang dilaksanakan meliputi banyak hal. Seperti latihan Type Raiting pesawat AS 332 L2 Super Puma.  
Latihan uji fungsi atau Maintenance Check Flight Course. Serta Instructor Pilot Course, ditambah dengan latihan rutin simulator selama dua minggu. Bagi penerbang atau tergantung anggaran yang tersedia setiap tahunnya. 

Perawatan pesawat dilaksanakan secara rutin pula. 
NAS 332 L1 Super Puma dirawat oleh personel PT DI dibawah supervisi Skadron Teknik 042 Bogor. 
Sedangkan AS 332 L2 Super Puma dirawat oleh personel ESEA (Eurocopter South East Asia) yang berkedudukan di Singapura dibawah supervisi Skadron Teknik 024 Bogor.



Skadron Udara 45 sejak diresmikan pada bulan November tahun 2011 ini. Tidak surut dalam pengabdiannya yang tiada henti.
Akhir-akhir ini (pada saat tulisan ini dibuat) disibukkan dengan adanya KTT ASEAN.
Serta belum lama ini, menghadapi beruntunnya bencana alam yang menimpa daerah-daerah di Indonesia.
Sehingga hal ini membutuhkan kesiapan maupun kesigapan yang tiada surut. Dari setiap anggota personel Skadron Udara 45 Lanud Halim Perdanakusuma.

Dalam usia yang masih muda ini banyak hal yang menjadi skala prioritas bagi Skadron Udara 45.
Yakni pembuatan SOP serta penyusunan silabus latihan awak penerbang bagi skadron udara.
Memiliki moto “Swandana Ahingani” yang artinya "Skadron Udara 45 Helikopter Angkut VIP/ VVIP melaksanakan tugas dengan penuh kepercayaan".***(Oleh: Kapten Sus Michiko; sekarang menjabat sebagai Kasubsi Pustak Dispenau) Seluruh isi materi ini merupakan milik intelektual pribadi. Meniru dan menggandakan hal-hal yang dicantumkan dalam materi ini, diluar maupun tanpa seizin Penulis, merupakan pelanggaran hak intelektual dan dapat diproses sesuai hukum yang berlaku.


Selasa, 24 Juni 2014

DEDIKASI TIM SAR BATALYON 467/ KORPASKHAS DALAM PENCARIAN DAN EVAKUASI KORBAN SUKHOI SUPERJET 100


Bencana nasional menyentak dunia internasional pada bulan Mei 2012 abad ini, peristiwa jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 mengalihkan perhatian dunia kepada Indonesia. Kecelakaan ini menyatukan seluruh elemen masyarakat Indonesia dalam kesatuan gerakan kemanusiaan SAR (Search and Rescue) yaitu usaha untuk mencari dan menolong atau menyelamatkan manusia dan benda berharga yang hilang atau dikhawatirkan akan hilang dalam penerbangan. Setelah Operasi SAR digelar oleh Basarnas dalam rangka pencarian, pertolongan, dan penyelamatan personel dan materiil pesawat Sukhoi, turut pula dalam pencarian dan evakuasi korban pesawat Sukhoi Superjet 100 adalah satuan tim SAR Tempur dari Batalyon 467 Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara yang saat ini dipimpin oleh Letkol Pasukan R. Harys Soeryo M; lulusan SEPA PK tahun 1995 dan Seskoal Angkatan 47 tahun 2009.



Seperti yang tertera didalam Buku Petunjuk Prosedur Tetap TNI AU tentang Mekanisme Kerja Satuan Paskhas dalam Operasi SAR Tempur tahun 2007. Keberhasilan kegiatan pencarian, pertolongan, dan penyelamatan sangat ditentukan oleh kemampuan personil dan sarana prasarana yang menunjangnya. Batalyon 467 Paskhas adalah satuan tempur yang berada dibawah kendali Operasi Wing I Pasukan Khas TNI Angkatan Udara sama seperti satuan TNI lainnya, selama ini terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan prajurit agar senantiasa siap melaksanakan tugas-tugas kemiliteran. Dan salah satu kemampuan prajurit Pasukan Khas (Paskhas) adalah Search And Rescue Combat atau SAR Tempur dalam kegiatan operasi mencari dan menolong Survivor.



Penyelenggaraan Operasi SAR Tempur oleh Flight SAR Tempur Paskhas dilaksanakan oleh  Tim Penolong dan Tim Pengaman yang mempunyai syarat kemampuan dan organisasi tugas tertentu, walaupun tentu saja, keberhasilan penyelenggaraan SAR Tempur dipengaruhi pula oleh faktor cuaca, medan di mandala operasi. Seperti kemampuan meteorologi, komunikasi elektronika dan kerja sama pesawat terbang; kemampuan untuk melindungi, memberikan pengamanan unsur pesawat yang akan melakukan penjemputan Tim Penolong dalam evakuasi korban (survivor) serta melaksanakan peran komunikasi elektronika dan KSPT.


Dalam hal ini diperlukan beberapa kemampuan lainnya antara lain kemampuan taktik dan teknik menuju lokasi musibah, mengatasi ancaman dan melaksanakan pelolosan serta kemampuan melaksanakan pertolongan medis dan penyelamatan korban keluar dari lokasi kejadian untuk dibawa ke daerah yang lebih aman.



 
Berdasarkan Surat Telegram Asisten Operasi Kasau Nomor T/ 468/ 2012/ tanggal 9 Mei 2012 tentang pengerahan personil Paskhas untuk SAR hilangnya pesawat Rusia di Gunung Salak, maka pada Rabu (9/5) pukul sembilan malam, Tim SAR tempur Batalyon 467 Paskhas yang berjumlah sembilan puluh lima personil bergerak menuju ke Gunung Salak Bogor, dengan Team Leader Lettu Pasukan Mochamad Adi Firdaus S, yang sehari-harinya menjabat Komandan Peleton Pan 1 Kipan 2 di Batalyon 467 Paskhas. Mulanya Tim SAR menuju ke Pangkalan TNI AU Atang Sendjaya Bogor; baru pada Pukul 10.00 melaksanakan briefing di Lanud ATS Bogor.



            Dengan berbekal perlengkapan SCRU, Tali Karmantel 50m, GPS, Senter Lapangan, Panel, Bad Parking, Sarung Tangan, Pule Single, Protector, Penggaris, Kompas, Wibing (ini untuk Jump Master). Dan ½ Body Harnest, Senter Besar, Teropong Siang (khusus untuk Full Body Harnest); pas tenga malam menuju ke desa Cidahu dimana adanya Posko I SAR. Dilanjutkan briefing jam 3 dini hari dengan Basarnas, bersama-sama Wanadri (Club Pecinta Alam). Kelompok inilah yang bahu-membahu berusaha menemukan lokasi jatuhnya pesawat. Dari kesaksian Komandan Tim SAR Paskhas Lettu Pasukan Mochamad Adi Firdaus S diketahui, ada beberapa jalan menuju lokasi kecelakaan. Dengan tekad dan niat tulus untuk menolong, Tim SAR Paskhas melangkah memulai pencarian dengan membuka jalan melalui jalan kiri Posko Cidahu, tindakan ini dilakukan walaupun hanya sedikit informasi yang diperoleh tentang kondisi dan situasi medan pencarian di Gunung Salak. Ternyata medan terlalu curam dengan tingkat kemiringan hingga sembilan puluh derajat. Sehingga diputuskan untuk mengambil rute lain yakni melalui daerah Cimelati. Kondisi medan ternyata sama persis seperti dengan yang dilalui dari Posko Cidahu, tebing-tebing gunung yang curam sehingga sungguh tidaklah mungkin untuk bertindak sendirian tetapi haruslah dibantu oleh Tim SAR lainnya, dengan melakukan turun tebing.





            Hari berikutnya, Kamis pagi (10/5) diawali dengan briefing, Komandan Tim memimpin rapat, bersama-sama membuat rencana gerak untuk melakukan evakuasi nantinya, merencanakan taktis pertolongan di darat, serta rencana penetrasi udara. Pada saat ini, Komandan Tim Lettu Pasukan Mochamad Adi Firdaus S mengecek kelengkapan personel dan materiil lain yang akan digunakan dalam operasi SAR serta mengadakan koordinasi dengan satuan/ unsur SAR lain yang terkait. Setelah semuanya ini dilakukan, tim menuju lokasi pencarian korban, selang tidak beberapa lama, pada Pukul 10.00, terdengar kabar Tim SAR Udara telah menemukan serpihan-serpihan jatuhnya pesawat. Langsung juga pada saat itu, Pukul 14.00 tim kembali ke Posko Cidahu untuk mengikuti informasi terakhir. Sehingga pada pukul 16.00 seluruh personil SAR bergerak menuju posko induk yang baru dibentuk di desa Cipelang. Hari itu diakhiri dengan rapat untuk menyusun kekuatan, serta merencanakan kegiatan untuk esok harinya.



 
            Dengan bantuan penelusuran dari unsur SAR Udara yakni dengan adanya foto udara (baca Berita Pers: Komandan Lanud Halim: pimpin langsung pengambilan gambar tempat jatuh pesawat Sukhoi dari udara (10/5) merupakan alasan kuat mengapa Tim SAR Tempur Batalyon 467/ Korpaskhas merupakan tim yang pertamakali mampu meluncur ke lokasi kejadian kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100. Hal ini terbukti dengan pemberitaan Kompas, Sabtu (12/5) halaman 15 kolom 3. Hingga Jumat pagi, helikopter NAS-332 Super Puma dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sendjaya batal menurunkan satu regu Paskhas. Pukul 10.35, tim SAR Paskhas yang terdepan melaporkan telah berada di tubir jurang sejarak 150 meter dari lokasi puing.




            Hal ini dimungkinkan sebab dengan foto udara, diketahui secara pasti titik koordinatnya, tim aju ini diikuti oleh Wanadri, turut pula dalam rombongan, crew Trans7 dan wartawan Radio, mulai bergerak pada Kamis pagi (10/5) pukul lima pagi hari, menuju lokasi kecelakaan melalui desa Cijeruk dengan menggunakan GPS berpatokan pada peta menuju sasaran, saat itu pula tim aju Batalyon 467 Paskhas sudah masuk kedudukan. Walaupun, kenyataannya kendala dilapangan sangat ekstrim, tertutup dengan cuaca yang selalu berubah-ubah. Sayang, mereka terhalang kabut tebal. Hal ini menyulitkan tim SAR untuk jarak pandangnya. Ketika kabut tersingkap, setapak demi setapak Tim SAR mendekati lokasi jatuhnya pesawat. Sehingga cara satu-satunya yang ditempuh adalah dengan memaksimalkan fasilitas yang ada dengan senantiasa berkoordinasi dengan satuan atas. Selalu berkoordinasi dengan posko tentang keadaan medan dan cuaca serta berupaya untuk membuka jalan baru demi memudahkan evakuasi dari lokasi kecelakaan.






            Tim yang telah diperlengkapi dengan berbagai kemampuan ini salahsatunya kemampuan  melakukan penetrasi untuk mengatasi berbagai rintangan medan; kemampuan memberikan pertolongan medis terhadap korban pada kecelakaan, juga kemampuan melakukan ”SERE” (Survival, Evasion, Resistance, Escape) serta kemampuan menentukan titik pendaratan pesawat terbang di daerah pelolosan untuk melaksanakan evakuasi korban. Telah berhasil merangsek maju membuka jalur yang belum pernah dilalui oleh pendaki gunung sekalipun. Saat pendakian dilakukan, pada saat itu pula Tim Sar Batalyon 467 telah membawa alat pemotong kayu seperti senso metal untuk membuka jalan dengan memotong ranting-ranting kayu pohon. Dan tim inilah yang lebih dahulu menemukan mayat-mayat bergelimpangan dengan reruntuhan badan pesawat yang berserakan. Kerja keras dan upaya yang dikerahkan berbuahkan hasil dengan ditemukannya sepuluh mayat di lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Jet 100. Dan pada pukul tiga sore harinya, tim mencapai salah satu puncak Gunung Salak. Berita ditemukannya tempat kecelakaan merupakan berita yang paling dinanti-nantikan oleh seluruh rakyat Indonesia, yang sejak awal mengikuti perkembangan kejadian bencana nasional ini.




Sebenarnya, menurut Komandan Tim Lettu Pasukan Mochamad Adi Firdaus S, ada beberapa alternatif jalur pencarian, yang dimulai dari tiga tempat sebagai tempat start yaitu pertama, bertitik-tolak dari desa Cidahu. Didesa ini sudah ada jalur pendakian. Hal ini tidaklah mengherankan sebab  kawasan ini menjadi bagian dari rimba perawan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan banyak para pendaki ataupun pencinta alam menapaki jalur ini. Jalur kedua, melalui desa Cimelati, jalannya masih sangat alamiah, sehingga harus dibuatkan jalur yang baru. Dan yang ketiga, start dari Cipelang  yang dapat dilalui walaupun dengan tingkat kesulitan tersendiri.

Serpihan-serpihan badan pesawat bercampur-baur dengan bagian-bagian tubuh korban yang tidak berbentuk jasad lagi berserakan, aroma pembusukan menyengat hidung menyambut kedatangan Tim SAR Paskhas dan Wanadri serta media pers. Potongan-potongan jasad dikumpulkan dalam kantong dengan menggunakan sarung tangan. Dan semua barang-barang yang dapat dijadikan identifikasi jasad dikumpulkan dan langsung diserahkan kepada Penanggungjawab (personil yang paling tertua) di Posko. Selanjutnya, pihak rekan-rekan yang di Posko-lah yang akan memilah-milah antara badan-badan penumpang yang sulit dikenali dengan barang-barang penumpang berupa kartu identitas ataupun kartu yang lainnya.
Sementara itu, pesawat helikopter SAR dari Skadron Udara 8 Pangkalan TNI AU Atang Sendjaya telah berupaya untuk mendekati lokasi kecelakaan, penetrasi melalui udara dilakukan dalam rangka mendapatkan ruang gerak yang leluasa bagi Tim Penolong untuk persiapan pelaksanaan evakuasi. Namun cuaca yang berubah-ubah dan tidak dapat diprediksikan, saat pagi hari, kabut naik dari bawah, naik dan selalu menutupi bagian atas gunung Salak, cuacanya sangat tidak mendukung untuk dapat dilakukan pendaratan, maka dilakukan penerjunan dengan cara HAHO/ HALO, dengan ketentuan ketinggian pesawat 8000 feet AGL ataupun peluncuran menggunakan tali (rapelling dan fast rope) ataupun alternatif lainnya yaitu dengan penggunaan hoist. Ataupun alternatif lain yang sama berbahayanya adalah melakukan penetrasi dengan Air Landed.  Penetrasi dengan air landed dilakukan untuk mendaratkan pasukan pada dasar/ daratan yang dapat didarati pesawat helikopter, pelaksanaannya pesawat mendarat pada daratan yang keras atau area yang dapat didarati. Tim evakuasi atau SAR Udara sangat menolong pekerjaan evakuasi yang dilakukan oleh tim SAR darat, apalagi dengan bantuan hoist. Cara ini digunakan untuk menjangkau tim SAR darat yang berada di lereng gunung yang curam, terutama menyuplai dukungan logistik demi memelihara dan menjaga moril seluruh personil yang telah berada di tebing gunung.
Jumat (11/5) dimulai pagi hari pukul 05.00, lima personil dari masing-masing satuan melaksanakan pencarian, dibantu sepuluh personil yang melakukan evakuasi. Hal ini sangat menguras tenaga sebab kondisi korban yang sudah berhari-hari tergeletak didasar jurang dan membengkak. Berat mayat menambah tingkat kesulitan tim dalam melakukan evakuasi, apalagi diambil dari dasar jurang. Menilik dan mempelajari kondisi dan situasi yang terjadi, maka diputuskan untuk membuat area pendaratan pesawat Helikopter. Keputusan ini tepat sekali sebab menolong meringankan pekerjaan evakuasi, dibandingkan dengan mengangkut jasad melalui rute darat dengan medan yang menyangsikan.



Kesibukan pembuatan Helypad inilah yang paling mencolok, setelah penemuan lokasi kecelakaan. Komandan Tim memikirkan bagaimana caranya mencari tempat pendaratan yang aman bagi pesawat heli untuk memudahkan tim SAR udara mengevakuasi. Pembuatan helipad ini sangat membutuhkan kejelian mata oleh tim didalam memilih lokasi pendaratan, sebab sebagian besar area berada dalam keadaan yang terjal dan curam.
Sekaligus berupaya sekuat tenaga menyiapkan landasan pesawat dengan menebang pohon-pohon ditempat yang datar bagi evakuasi melalui jalur udara. Tenaga prima juga dibutuhkan dan dengan bantuan Tim SAR lainnya, dimulailah kegiatan pembukaan hutan dengan memotong pohon-pohon untuk keamanan pendaratan Helikopter dari Skadron Udara 8 Pangkalan TNI AU Atang Sandjaya Bogor. Helypad adalah lokasi pendaratan yang aman dan dapat didarati oleh alat utama sistem persenjataan ini. Lokasi pendaratan haruslah dekat dengan lokasi terjadinya kecelakaan.





Kelebihan lainnya dari Tim SAR Batalyon 467 Paskhas ini adalah dilengkapinya tim dengan keahlian khusus seperti Parking Master. Para Penerbang pesawat Helikopter sangat bergantung kepada kehandalan tim ini didalam memandu maupun menuntun mereka menempatkan badan pesawatnya tepat di garis Helypad. Sebagai ketua tim aju, Lettu Pasukan Mochamad Adi Firdaus S telah membagi tugas setiap anggota tim SAR Paskhas. Setiap harinya ada Parking Master yang dengan jeli memberi kode pendaratan ataupun untuk rafling bagi pasukan yang lainnya. Sebagai ground-crew, tugas ini sangatlah penting bagi keselamatan semua anggota SAR di udara maupun yang berada di darat. Dukungan peralatan dari Lanud Atang Sendjaya seperti tambahan alat pemotong kayu/ senso, tool-kid lainnya, sangatlah membantu membangun Helypad di puncak Gunung Salak 1. Apalagi dukungan logistik bagi personil di gunung, sangatlah menentukan keberhasilan evakuasi. Seandainya pesawat heli tidak dilibatkan, maka mungkin saja personil akan terpaksa puasa dua hari. Padahal dinginnya iklim di ketinggian Gunung Salak merupakan satu tantangan yang sangat menguji keteguhan hati para Tim SAR darat yang berusaha menaklukkan puncak Gunung Salak. “Sebenarnya ada sumber mata air di Pos tiga desa Cimelati, namun jarak tempuh dan medannya terlalu beresiko bagi personil untuk kembali ke desa dan mengambil logistik”, kata Lettu Pasukan Adi Firman menjelaskan.
            Kemudian, setiap harinya ada lima orang pertama yang berangkat sejak jam enam pagi sebagai tim pencari korban. Ini dilakukan sampai dengan sore harinya. Kemudian kembali diluncurkan sepuluh personil pada pukul tujuh sampai dengan dua belas tengah hari sebagai tim evakuasi. Bergantian dengan tim selanjutnya yang meneruskan tugas evakuasi dari jam 12 sampai dengan 16 setiap harinya. Hal ini patut dilakukan sebab mengingat beratnya medan serta beratnya korban yang telah berhari-hari terabaikan. Belum lagi mengingat bau tajam yang menusuk hidung. Dibutuhkan mental dan jiwa besar didalam melakukan kerja kemanusiaan ini. Sehingga pada Minggu (13/5) tim melakukan pergantian tenaga evakuasi dengan personil yang baru di lokasi kecelakaan, dan kemudian hari itu ditutup dengan evaluasi oleh pemimpin tim. Demikian selanjutnya, sampai dengan selesainya kegiatan evakuasi.
Dengan tidak mengingat diri sendiri, seluruh tim mengumpulkan satu persatu serpihan serpihan pesawat dan anggota-anggota badan korban. Cuaca yang dingin, medan yang terjal, bau yang menyengat menuntut kesigapan yang tinggi dari personil TNI. Untung saja, hal ini didukung dengan adanya suply logistic melalui udara. Melalui darat tidak dapat diharapkan sebab jalur yang sangat curam. Jika tim SAR lainnya dibagi dalam dua kelompok yang secara bergantian naik-turun ke puncak Gunung Salak, namun Tim SAR Paskhas tetap stand-by di puncak gunung sebab adanya Parking Master yang mampu menuntun Tim SAR Udara didalam menyuplai makanan serta dalam melaksanakan evakuasi melalui udara.
Menurut Lettu Pasukan Mochamad Adi Firdaus S, pengalaman SAR ini tidak akan dilupakannya, saat ketika menemukan korban pertama dengan semampunya berbuat maksimal walau hanya dengan perlengkapan seadanya. Uniknya lagi, jasad korban atas nama Pamela Rompas ditemukan pas bertepatan dengan hari ulang tahunnya 16 Mei. Hal ini tertera pada kartu identitasnya yang ditemukan tidak jauh dari jasadnya. Tim SAR telah berhari-hari merangsek naik kearah tebing Gunung Salak mulai dari tanggal 9 Mei sampai dengan tanggal 16 Mei. Dan pada tanggal inilah korban ditemukan disaat seharusnya ia merayakan HUT-nya. Pengalaman yang paling berkesan lainnya ketika tidur berdampingan dengan kantong-kantong mayat di puncak gunung sebab cuaca tidak memungkinkan untuk dilakukan evakuasi pada sore harinya. Kabut perlahan naik ke arah puncak gunung sehingga harus menunggu pada keesokan harinya. “Kedengarannya janggal malam itu tidur bersama mayat korban, tetapi ini benar-benar terjadi, namun kami tidak lagi memikirkan yang lainnya, sebab badan semuanya penat tak terhingga”, ungkap perwira kelahiran Malang tahun 1986 yang lalu.
“Kami selesaikan tugas sampai tuntas dengan stand-by senantiasa di Posko Cipelang. Total keseluruhan tim SAR berjumlah sembilan puluh lima personil yang merupakan gabungan SAR Udara maupun SAR Darat”, ujar Perwira yang masih lajang ini. “Halangan yang paling berat adalah cuaca yang berubah-ubah dengan suhu kelembaban yang tinggi, disertai hujan berkepanjangan. Ini merupakan tantangan berat yang harus mampu dihadapi oleh anggota tim SAR, selain tentunya medan yang sangat asli dan alamiah. Kabut yang selalu mengikuti dan menutupi wilayah pencarian di Gunung Salak menjadikan pengalaman ini sangat berharga. Bahwa kita harusnya menghargai hidup yang telah dianugerahkan Tuhan bagi kita”, kata Adi dengan berfilsafat.
Dengan adanya pengalaman dalam Save and Rescue korban pesawat Sukhoi Superjet100 ini menjadi wacana pemikiran selanjutnya agar dapat menyiapkan Helly-Pad sebagai salah satu alternatif mengantisipasi kemungkinan terjadinya Emergency di wilayah Gunung Salak yang terkenal dengan lereng-lerengnya yang terjal dan curam.
Dedikasi dan kerja keras Tim SAR Batalyon 467 Paskhas bersama tim SAR lainnya menuai pujian dan empati dari rakyat dan pemerintah Indonesia. Dalam hal ini Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat HR Agung Laksono dan Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI Daryatmo memberikan sebentuk penghargaan kepada tim SAR Batalyon 467 Paskhas pada saat upacara penyerahan jenasah dari Menteri Perhubungan kepada keluarga korban. Atas dedikasi dan kerja keras yang telah diberikan dalam pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban-korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat pada tanggal 9 Mei 2012.
Lettu Pasukan Mochamad Adi Firdaus S, Komandan Tim SAR, mengatakan (Dikutip dari pemberitaan Kompas, Sabtu (12/5) halaman 15 kolom 4): “Bagi TNI dalam operasi SAR tidak ada kata kembali. Sekali berangkat, tim harus menemukan lokasi biarpun bermalam di hutan dengan logistik dan air yang mungkin minim. Namun untuk kondisi itulah mereka telah dilatih”. Bravo Batalyon 467 Paskhas, Jinggamu perisai Dirgantara.***

Mars Batalyon 467 Paskhas

Wahai prajurit Hardha Dedali
Patriot Pembela Pancasila
Tetap pandang ke depan menuju kejayaan
Meraih cita-cita Nan mulia

Wahai prajurit Hardha Dedali
Kreatif Inovatif dan Terlatih
Prajurit Korpaskhas yang tak kenal lelah
Berjuang bergerak dan bertempur

Dimedan laga kau tetap terdepan
Berjuang merebut dan kau menang
Pantang menyerah dan tak putus asa
Berjiwa satria andalan Baret Jingga
Rela berkorban demi Indonesia
Jinggamu perisai Dirgantara.