SRIKANDI UDARA DALAM LOMBA TEMBAK PIALA PANGLIMA TNI 2015
Oleh:
Mayor (Sus) Michiko Sanra Moningkey
Jabatan
: Kepala Perpustakaan Akademi Angkatan Udara Yogya
Beberapa
kali kejuaraan menembak digelar di kalangan militer Indonesia, posisi Srikandi
udara masih jauh dari menggembirakan. Dalam banyak kejuaraan se-tingkat Mabes
TNI, posisinya hanya sampai di urutan kedua.
Atlet Lomba Senapan saat tiba di kedudukan setelah berlari dari garis awal. Materi BISAM |
Tetapi, tidak semuanya
seperti itu. Tidak semuanya menyerah pada keadaan. Walaupun sampai sekarang, prestasi
dalam kejuaraan menembak tidaklah menambah nilai bagi perjalanan karir anggota
Wara. Seperti prioritas untuk sekolah militer.
Setidaknya, ada beberapa Wara (Wanita Angkatan Udara) yang membuktikan bahwa mereka berani berjuang. Dan tidak pernah menyerah pada keadaan apapun.
Setidaknya, ada beberapa Wara (Wanita Angkatan Udara) yang membuktikan bahwa mereka berani berjuang. Dan tidak pernah menyerah pada keadaan apapun.
Mayor (Sus) Michiko Sanra Moningkey berlatih bersama atlet lainnya |
Mereka mendedikasikan
energi, waktu, pikiran dan segala daya upaya untuk meruntuhkan stereotipe ‘kemustahilan’. Saat
mengikuti seleksi menembak dan latihan terpusat di Pusat Pendidikan dan Latihan
Korps Pasukan Khas AU Bandung.
Srikandi udara yang lebih
dikenal dengan nama Wara, mereka perempuan tangguh. Yang harus memiliki
ketrampilan dasar militer. Yakni menembak minimal dengan menggunakan senjata
jenis pistol kaliber 9 milimeter.
Materi lomba untuk menembak senapan SO GPMG. Jenis senapan otomatis tanpa alat bantu optik |
Hal ini telah menjadi suatu kebanggaan
tersendiri. Sebab menembak merupakan ketrampilan yang harus dimiliki oleh
setiap prajurit. Baik menembak dalam rangka olahraga maupun menembak tempur. Kegiatan
ini bersifat profesionalisme keprajuritan.
Wara sanggup melakoni
pekerjaan yang beresiko tinggi seperti ini. Perempuan tangguh di bidang yang
biasanya di dominasi kaum lelaki.
Mayor Pasukan Bambang saat mengulangi aturan yang diterima oleh semua kontingen |
Wanita-wanita ini bergelut
di bidang yang membutuhkan “tenaga lelaki”. Walaupun panas terik menyengat wajah di
lapangan tembak. Berbedakkan debu lapangan tembak.
Lekat dengan bau amunisi.
Jari-jemari kotor akibat minyak senjata. Telinga yang terbiasa dengan dentingan
peluru. Mereka perempuan yang berani melintas batas. Menjadi segagah Srikandi
abad perjuangan kemerdekaan.
Tim Atlet senjata GPMG pimpinan Serka Dwi Wahyu (AU) meraih medali perunggu total nilai 616 |
Telegram Asops Kasau No. T/ 611/
2015 tanggal 10 Juni 2015. Tentang perintah penyiapan atlet dalam rangka
mengikuti Kejuaraan menembak Piala Panglima TNI 2015.
Telah menjadi dasar bagi
beberapa Wara untuk melaksanakan seleksi di lapangan tembak Korpaskhas AU
Bandung.
Selanjutnya Komandan Korps
Pasukan Khas Angkatan Udara (Dankorpaskhasau) selaku Ketua Panitia Seleksi dan
Pelatihan, memanggil seluruh petembak di jajaran TNI AU untuk diseleksi.
Atlet SO lari menuju jarak 400 meter untuk tiarap melakukan penembakan |
Dan dibentuk menjadi tim
kontingen TNI AU dalam rangka Lomba Tembak Piala Panglima TNI tahun 2015
berjumlah 40 personel. Demikian juga, untuk pembentukan tim tembak putri TNI
AU. Seleksinya dilaksanakan selama dua hari (6-8 Juli 2015).
Sedangkan bagi petembak
senapan pada saat seleksi sudah membawa senapan Gun Teleskop dari masing-masing satuan kerja. Ini untuk putranya.
Kegiatan administrasi, setiap atlet wajib melalui pemeriksaan beruntun |
Sedangkan untuk putri, Wara yang dipanggil
untuk mengikuti seleksi berasal dari berbagai kesatuan. Mereka adalah Mayor
(Sus) Michiko Moningkey dari Dinas Penerangan AU Jakarta. Lettu (Sus) Lia
Aryani dari Dinas Informasi dan Pengolahan Data AU Jakarta.
Sertu Novieka M dari Komando
Pemelihara Material AU Bandung. Sertu Dewi Inggrid dari Markas Komando Pasukan
Khas AU Bandung. Selanjutnya, Sertu Tia Lufita dari Lanud Sulaeman Bandung.
Sertu Natalia Indah dari Disaeroau
Jakarta. Sertu Ika Rivane dari Lanud Padang. Serta Serda Ulfa Arika dari Dinas
Hukum AU Jakarta.
Lomba menembak pistol putri stage satu di lapangan Kartika Cilodong |
Dari seleksi ini diharapkan
dapat diperoleh atlet tembak yang memenuhi kualifikasi. Dan mengikuti latihan
terpusat di lapangan tembak Korpaskhas. Uji coba lapangan pada 3-4 Agustus.
Sedangkan lombanya itu
sendiri, dilakukan di lapangan tembak Kartika Divisi I Kostrad TNI AD. Di Cilodong
mulai 5-11 Agustus 2015, selama tujuh hari.
Sikap berdiri siap tembak. Senjata dipegang dengan posisi badan tidak bersandar pada benda |
Akhirnya ada tujuh Wara yang
lolos seleksi. Selanjutnya mengikuti latihan terpusat di Bandung. Mereka
bekerja di sektor yang tidak lazim, yang sarat tantangan khas lelaki. Di antara
mereka, ada juga yang menekuni olahraga menantang lainnya seperti terjun
payung.
Nantinya mereka akan
bersaing dengan delapan belas atlet Wanita TNI lainnya, untuk memperebutkan
piala Panglima TNI tahun 2015.
Selama menembak dengan bergerak, peserta lomba tidak diperbolehkan mengubah sikap awal |
Dan sambil membina kemampuan
dan ketrampilan menembak. Diharapkan akan meningkatkan prestasi tim menembak bagi
personel TNI AU.
Demikianlah, untuk membentuk
petembak TNI AU yang baik dan berprestasi. Tentu saja memerlukan latihan secara teratur, terencana
dan secara berkesinambungan.
Hal ini pun diakui oleh
semua ahli tembak di seluruh dunia. Bahwa tanpa latihan yang tekun tidak akan
mungkin meraih hasil yang cemerlang. No
Pain No Gain.
Menurut Koordinator Latihan,
Kolonel Pasukan Wahyu Hidayat Sujatmiko, sasaran dari pelatihan bidang menembak
ini adalah untuk mewujudkan sosok prajurit TNI AU. Yang memiliki kemampuan
ketrampilan menembak yang maksimal.
Tim Penilai sedang menilai hasil tembakan atlet senjata SO |
Sehingga akan mampu
mendukung pelaksanaan tugas dan mampu berprestasi. Dalam kejuaraan menembak.
Baik yang dilaksanakan oleh TNI maupun internasional. Khususnya saat ini adalah
untuk mengikuti Lomba Tembak tahun 2015.
Lomba Tembak Piala Panglima
TNI ini, bersifat pembinaan profesionalisme keprajuritan. Diikuti oleh
kontingen dari Mabes TNI, TNI AD, TNI AL dan TNI AU.
Untuk tahun 2015, lomba
tembak TNI merupakan program kerja Mabes TNI di bidang operasi khususnya bidang
latihan.
Tim Lesan bekerja setelah giat penembakan selesai |
Kejuaraan yang ada terdiri
dari juara umum. Juga mencari juara beregu untuk tiap-tiap materi pertandingan.
Serta juara perorangan untuk tiap materi.
Pihak penyelenggara menyediakan
36 medali untuk diperebutkan. Terdiri atas empat belas medali tersedia bagi
individu, dan dua puluh dua untuk tim.
Penentuan juara umum adalah
kontingen yang memperoleh indeks nilai tertinggi dari materi senapan. Juga dari
pistol putra dan putri serta dari senapan SO.
Sedangkan materi eksekutif
pistol perwira tinggi, tidak akan mempengaruhi penentuan juara umum.
Saat persiapan pergerakan, peserta lomba harus pada posisi berdiri sesuai materi |
Tentu saja, ada sasaran yang
ingin dicapai dengan perhelatan ini. Sebab, selama beberapa tahun terakhir,
nama tim tembak militer Indonesia sangatlah disegani dikalangan negara-negara
Asia Pasifik.
Letda Poltak menjuarai kejuaraan AASAM 2016 di Australia |
AASAM 2016 |
AASAM 2016 di Australia |
Indonesia menyabet hampir semua emas di AASAM 2016 Australia yang diikuti hampir seluruh negara di dunia |
Hal ini terbukti dengan ucapan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, saat membacakan sambutan tertulisnya. Saat upacara pembukaan di komplek lapangan tembak dan olahraga Kartika Cilodong. Bahwa pertandingan ini adalah pusat domain atau olahraga untuk mengukur profesionalitas TNI sekaligus mengukur prestasi.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo membuka Lomba Tembak Piala Pang TNI 2015 di Cilodong |
Atlet SO atau GPMG sesaat pose setelah lomba senjata |
Namun seperti yang
diutarakan oleh Lettu Sus Lia Aryani, salah satu peserta lomba, tahun ini
pembinaan atlet seperti sistem kebut semalam. Waktu latihan yang sangat pendek.
Perencanaan latihan yang kurang matang. Hal ini dapat saja mengurangi tingkat
kesiapan atlet.
Kopka Hadidi Firdaus selaku
pelatih di lapangan, membenarkan masih adanya kekurangan disana-sini namun
tetap berusaha sekuat tenaga untuk meraih prestasi. Sebab kekurangan bukanlah
alasan untuk mundur. Tetapi tetap berusaha untuk memperbaikinya.
Dimulai dari sikap pembawaan senjata menuju tempat penembakan. Senjata tetap diholster |
Selama ini, yang terjadi
adalah kekurangan waktu latihan sehingga tidak mampu untuk mencapai hasil yang maksimal.
Perlengkapan seperti senjata harus peremajaan, karena sering macet. Dan yang
paling ironisnya lagi akibat birokrasi yang panjang. Terjadi keterlambatan dana
dukungan bagi kegiatan pelatihan terpusat.
Berlari, tiba di batas jarak 30 meter dari sasaran, sikap menembak |
Tetapi, di dalam kondisi seperti
itu, ada sejumlah Wara yang berhasil melaksanakan tugas pelatihan dengan tekun.
Mereka bekerja di dunia yang selama ini sepertinya hanya “milik” lelaki saja.
Di medan yang sungguh sulit.
Tak segan untuk melintas batas. Mereka berani meruntuhkan stereotipe. Ditambah
lagi, seleksi menembak tahun ini seiring dengan ibadah bulan Ramadhan, bulan
penuh berkah.
Atlet Wanita dari Tim Petembak TNI AU siap-siap menembak sasaran |
Pagi-pagi berkabut di udara Lanud
Sulaiman Bandung, wanita-wanita berseragam lengkap. Siapakah mereka? Mereka
ialah Srikandi udara mengenakan pakaian loreng TNI.
Ibu-ibu yang berhati baja,
wanita-wanita yang perkasa. Mereka adalah cinta kasih yang bergerak ditengah
kerasnya kehidupan di dunia ini.
Sikap posisi pantat tidak menyentuh tanah, menembakkan 6 butir peluru. |
Berkumpul di lapangan
tembak. Awal yang baik untuk memulai hari. Bersenda-gurau di bawah tenda hijau.
Saling menyapa dan saling mendahului dalam memberi hormat.
Materi menembak yang awalnya
agak sulit, menjadi suatu hal yang menyenangkan. Matahari semakin panas,
semakin terasa tingkat tantangannya. Walaupun haus di tenggorokan, namun kerja
harus tetap dilakukan.
Sikap duduk, kaki kedua kaki dapat ditempatkan di depan titik tembak |
Latihan dilakukan
berkali-kali hingga masing-masing Wara dapat merasakan ritme latihan yang benar
dan terbiasa. Batasan waktu tetap tegas diberlakukan.
Setiap koreksi dari pelatih
menjadi hal yang patut disimak dengan serius. Setiap anggota dari tim petembak,
harus belajar mengatasi kemacetan senjata dengan cepat.
Adaptasi dengan sikon
latihan. Sebab stage 1 dan 2 menggunakan lapangan secara bergantian dengan tim
senapan laras panjang. Juga memiliki keterbatasan waktu latihan menjelang
pertandingan.
Petembak pistol berlari sejauh lima puluh meter dari jarak 80 meter |
Setiap petembak dituntut
untuk menghafal letak magazen sebab ada banyak magazen peluru disandang saat
beraksi. Ditambah lagi kekuatan magazen ada batasnya, sejak dibeli awal pertama
hingga sekarang, belum tergantikan dengan yang baru. Sehingga perawatan mendetil
menjadi prioritas utama.
Secara garis besar, petunjuk
pelatih Kopka Hadidi Firdaus adalah, jika ingin yang terbaik, manfaatkan waktu latihan
dengan sebaik-baiknya. Hal ini diakui pula oleh Kapten Pasukan R Sandhika R Wijaya selaku Perwira Netral dari
kontingen TNI AU.
Atlet berlari dlm materi lomba utk menembak jenis senapan otomatis tanpa alat bantu optik |
Kemajuan Wanita Angkatan
Udara bukan hanya bermakna bagi wanita itu sendiri, melainkan juga bagi
kemajuan kemanusiaan secara keseluruhan.
Karya pengabdian mereka
menjadi bukti teladan bagi anak-anaknya maupun di lingkungan kehidupan. Yang
terpenting adalah hasil kerja mereka.
Sesuai motto Wara yakni “Kanya
Bhakti Sakti Sejati”. Artinya prajurit wanita yang mengabdikan diri kepada
bangsa dan negara dengan keahlian dan kemahiran yang dimilikinya.
Atlet putri memeriksa keamanan senjata selesai lomba tembak pistol putri |
Setelah melalui kompetisi
yang sangat ketat, akhirnya hasil latihan berbuahkan prestasi. Hasil lomba match-7 pistol putri Stage-1, Tim Petembak Putri kontingen TNI AD meraih
juara pertama dengan nilai 666.
Diikuti oleh tim petembak
putri kontingen TNI AL dengan jumlah total nilai 588. Dan ditutup oleh tim
petembak TNI AU di posisi ketiga, dengan perolehan nilai 539.
Juara perorangan untuk match-7 pistol putri Stage-1 adalah Serma Indah (KOWAD). Merebut
medali emas dengan total nilai 182.
Penandatangan hasil tembakan |
Medali perak atas nama Sertu
Anisya Widyasari (KOWAD) dengan total nilai 162. Medali perunggu oleh Serda
Carlelis (KOWAD), dengan total nilai 162.
Sedangkan untuk hasil stage-2 dalam Match-7 pistol putri adalah, juara 1 beregu diraih oleh kontingen
TNI AD dengan total nilai 548.
Juara dua beregu diambil
oleh Kontingen TNI AU dengan total nilai 524. Juara tiga beregu direbut oleh
kontingen TNI AL dengan total nilai 469.
Piala Panglima TNI 2015 yang diperebutkan dalam Lomba Tembak di lap tembak Div 1 Kostrad Cilodong |
Juara individu stage-2 adalah Serka Surgiati (KOWAD)
dengan nilai 142. Selanjutnya juara dua diraih oleh Serda Natalia Indah P
(WARA) dengan perolehan nilai 139. Juara tiga perorangan atas nama Sertu
Anisyah Widya Sari (KOWAD) dengan nilai 138.
Untuk stage-3 dalam Match-7 Pistol Putri; juara individu
direbut oleh Serda Carlelis (KOWAD) dengan perolehan nilai 194. Dalam kendali
waktu sebanyak 57 detik.
Pose bersama Atlet Petembak Wanita TNI bersama panitia Lomba Tembak Piala Panglima TNI 2015 |
Juara kedua perorangan
diikuti oleh Serma Indah (KOWAD) dengan nilai akhir 184. Dalam 62 detik. Serta
juara ketiga oleh Sertu Indri (KOWAD) dengan meraih nilai tembakan 184 dalam
kurun waktu 63 detik.***{Seluruh isi materi ini merupakan milik intelektual
pribadi. Meniru dan menggandakan hal-hal yang dicantumkan dalam materi ini,
diluar maupun tanpa seizin Penulis, merupakan pelanggaran hak intelektual dan
dapat diproses sesuai hukum
yang berlaku}.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar