MUSEUM PENUH PESAWAT ADALAH
MUSEUM PINTAR
Penulis: Mayor (Sus) Michiko Sanra Moningkey
Museum Pusat TNI Angkatan
Udara ‘Dirgantara Mandala’ ditetapkan sebagai museum pintar oleh Komunitas
Jelajah. Komunitas pencinta sejarah, budaya, bahasa, teknologi dan sains
termasuk peristiwa, tokoh, tempat dan peninggalannya.
Pelajar berdoa di puing pesawat VT-CLA yang membawa misi kemanusiaan |
Komunitas ini memiliki
beberapa tenaga ahli dengan latar-belakang ilmu yang berbeda. Salah satunya
yang tidak asing lagi adalah Andy F. Noya. Atas perhatiannya maka museum ini
diperkenalkan melalui acara Kick Andy
yang terkenal, pada beberapa waktu yang lalu.
Kepala Muspusdirla Kolonel
Sus Sudarno diundang menghadiri acara Kick
Andy yang bertajuk tentang museum-museum di Indonesia. Darinya, diketahui
info program wajib kunjung museum bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Propinsi
dan Kabupaten. Serta keikutsertaan mengikuti karnaval di Sleman. Juga festival
di Benteng Vredeburg Yogya.
Sedangkan acara
penganugerahan Museum Awards 2015 telah dilaksanakan pada waktu yang belum lama
ini oleh Komunitas Jelajah di Galeri Indonesia Kaya.
Pengunjung Museum Pusat AU Dirgantara Mandala Yogyakarta |
Dalam rangka menyemarakkan
Hari Museum Dunia 2015 yang bertema “Museum
for Sustainable Society”. Dan juga untuk mensukseskan program Gerakan
Nasional Cinta Museum setiap tahunnya.
Museum yang dikelola dengan
tekun oleh pihak TNI AU ini, mendapatkan penghargaan dengan kategori museum
pintar. Memang, ada beberapa kategori yang ditetapkan oleh Dewan Juri.
Kategori-kategori tersebut
adalah Museum Pintar (Smart Museum),
Museum Cantik (Engaging Museum),
Museum Bersahabat (Friendly Museum),
dan Museum Menyenangkan (Fun Museum).
Salah satu pengunjung berpose di depan pesawat tempur di Museum Pusat AU Dirgantara Mandala Yogyakarta |
Dalam Museum Pintar, aspek
kognisi dan psikomotor museum diperhatikan. Apakah museum mampu membuat dan
menjalankan program edukatif yang kreatif dan inovatif.
Dalam Museum Cantik, aspek
estetika museum diperhatikan. Apakah museum mampu membuat program perawatan dan
pelestarian sehingga pengunjung merasa nyaman.
Dalam Museum Bersahabat,
aspek afeksi dan sosial museum diperhatikan. Apakah museum sanggup membuat dan
menjalankan program yang melibatkan masyarakat baik eksternal maupun internal.
Dan yang terakhir, Museum
Menyenangkan. Apakah seluruh atmosfir museum mampu menimbulkan fantasi,
imajinasi, konstektual dengan suasana sekarang dan sesuai dengan koleksi yang
disajikan serta media informasi yang digunakan. Sehingga akhirnya, keingintahuan
pengunjung akan bangkit. Dan, pengunjung akan datang kembali untuk berkunjung.
Hebatnya lagi, penilaian ini
bukan hanya berdasarkan pengamatan dari jauh semata, namun juga berdasarkan
penelitian dan pendataan di lapangan. Survei di lapangan dilakukan secara incognito dan baru berakhir pada bulan
Februari 2015. Sidang pleno akhir pada April yang dipimpin oleh Prof. Dr. Agus
Aris Munandar, M.Hum.
Puing pesawat saksi sejarah pengorbanan pahlawan bangsa |
Dan yang lebih membanggakan
bagi pengelola Museum Dirgantara, jangkauan penelitian Komunitas Jelajah
meliputi seluruh museum yang ada di tanah Jawa.
Artinya keseluruhan
museum-museum di enam propinsi yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur, sebanyak 223 museum.
Museum Dirgantara ini telah
melestarikan warisan dalam bentuk fisik dan memiliki nilai-nilai kejuangan yang
sangat tinggi. Adanya semangat patriotisme dan jiwa bela negara yang terpancar
dari setiap benda pusaka yang ada.
Letak keunikan museum
Dirgantara adalah merupakan juga identitasnya. Hal ini nampak dari semua koleksi
yang terpampang didepan mata. Bagaimana sejarah perjuangan Angkatan Udara dalam
merebut dan mempertahankan kedaulatan wilayah udara Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Sejak berdirinya, museum ini
dalam layanannya telah mencoba untuk menghentikan waktu. Pengunjung dibawa pada
situasi zaman dahulu awal kemerdekaan Republik Indonesia.
Pihak pengurus museum telah
berupaya sedemikian rupa. Sehingga tanpa di nyana, hal ini menghantarkan museum
yang penuh pesawat ini mendapat penghargaan kategori Museum Pintar (Smart Museum) tahun 2015.
Pesawat simulator yang dapat dinikmati oleh pengunjung Museum Dirgantara |
Memang dari segi pencapaian
lokasi museum ini sedikit agak sulit, sebab letaknya berada di lingkungan
Pangkalan Udara Adisutjipto Yogyakarta. Namun siapa yang sangka, museum ini
memenuhi segala kriteria penilaian yang ketat dan telah melalui serangkaian observasi
mendalam.
Menurut Ketua Komunitas
Jelajah C. Musiana Yudhawasthi, selaku panitia pelaksana Museum Awards tahun
2015; kerangka pengamatan tahun ini mengacu pada fungsi museum dalam pendidikan
informal. Museum harus dapat menjadi sumber connected
and flipped learning.
Sedangkan bagi museum yang
penuh dengan pesawat historis ini, koleksi yang tersaji adalah merupakan hasil
nilai-nilai perjuangan Angkatan Udara yang dapat langsung diapresiasi oleh
masyarakat.
Koleksi senjata api di Museum Dirgantara Yogya |
Saat pengunjung memasuki
halaman museum, mereka disuguhi oleh berbagai badan pesawat utuh yang memiliki
nilai historis. Kesempatan bagi anak-anak pelajar untuk mengambil gambar dan
mengabadikannya dalam kenangan mereka.
Dari jauh saja, sudah jelas
nampak perbedaan jenis pesawat. Dalam Museum Pintar, aspek kognitif dan
psikomotor museum menjadi perhatian Komunitas Jelajah.
Ini adalah ciri khusus yang
dimiliki dan dibanggakan. Koleksi alat utama sistem senjata yang pernah
dimiliki oleh Macan Asia. Indonesia pernah disebut-sebut sebagai Macan Asia karena
armada Angkatan Bersenjata-nya yang ditakuti hampir menyeluruh daratan Asia.
Pesawat tempur, pesawat
angkut, pesawat helikopter, pesawat latih. Pesawat olahraga dirgantara, peluru
kendali dan radar. Dibalik setiap koleksi pesawat ada kisah pertempuran yang
hebat.
Koleksi senjata api, berupa
senjata laras panjang dan laras pendek, yang pernah digunakan dalam membela dan
mempertahankan Tanah Air.
Foto dan lukisan juga yang
bernilai sejarah. Koleksi replika dan miniatur. Koleksi patung pendahulu TNI
AU. Beserta pahlawan nasional dan Kasau dari masa ke masa.
Ada juga koleksi heraldika
yaitu koleksi lambang-lambang kesatuan TNI AU. Antara lain, panji-panji TNI AU,
pataka komando utama, pathola, tunggul, dan lambang skadron udara. Serta badge dan tanda jasa.
Koleksi pakaian dinas
Angkatan Udara. Sejak awal pembentukannya hingga saat ini. Museum ini juga
diperlengkapi dengan beberapa diorama. Yaitu ruang yang menggambarkan beberapa
peristiwa penting. Diantaranya awal pembentukan TNI AU. Operasi udara dan
operasi penerjunan di era perang kemerdekaan. Sebagai cikal bakal Pasukan
Payung Pertama di Indonesia.
Museum ini juga memiliki Mini Theatre yang menyuguhkan film
atraksi kedirgantaraan. Seperti film tentang Team Aerobatic Elang Biru dengan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon.
Terbaru saat ini, adanya
simulator pesawat yang dapat dimainkan oleh pengunjung museum. Sehingga
berkunjung ke museum pusat AU Dirgantara Mandala tidak akan sia-sia.
Apalagi, dengan merogoh
kocek Rp 3.000,- per-orang (Rp 2.000,- untuk rombongan) untuk biaya masuk,
pengunjung akan dibawa pada kejayaan dan keunggulan udara Indonesia oleh
anak-anak negeri sendiri. Putra-putri terbaik Indonesia.
Sehingga tak salah untuk mengatakan:
“Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala adalah tempat belajar seumur hidup, melalui
program-programnya yang terbaik bagi masyarakat”. ***{Penulis: Mayor (Sus) Michiko Moningkey, sekarang menjabat sebagai
Kasubsi Pustak Dinas Penerangan TNI AU. Seluruh
isi materi ini merupakan milik intelektual pribadi. Meniru dan menggandakan
hal-hal yang dicantumkan dalam materi ini, diluar maupun tanpa seizin Penulis,
merupakan pelanggaran hak intelektual dan dapat diproses sesuai hukum yang berlaku}.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar