Bukan hanya itu saja, klub renang juga dijajaki. Sehingga Lomba Lintas Laut dari pulau Laelae ke pantai Losari, menjadi kenangan tersendiri. Dan meraih Juara Harapan II. Arus selat Laelae ternyata sangat kuat. Kalau bukan dorongan semangat dari pelatih klub renang ‘Tenrikalla Mattoanging Makassar’, mungkin sudah menyerah.
Ditengah usaha berenang
menuju pantai Losari, tepatnya finish
di depan RS Stella Maris. Rumah Sakit yang berada tidak jauh dari Benteng Rotterdam Makassar.
Selama dua tahun menimba
ilmu di Sulsel, banyak kegiatan telah dijajaki. Semua bertujuan untuk
mempersiapkan diri mengikuti tes masuk TNI.
Setelahnya ber-jibaku dengan kegiatan catering, Menwa, Perbakin, klub renang, guru
dan baby-sitter, selanjutnya
diputuskan untuk kembali ke Manado. Mendaftar masuk tentara di Korem 131/
Santiago Manado.

Wisuda Diploma II Perpustakaan di Universitas Sam-Ratulangi Manado disahkan oleh Gubernur Sulut E.E Mangindaan
Hingga saat ini, manfaat
pertemanan di dunia militer sangatlah terbukti ampuh. Sebab menjadi mudah untuk
mendapatkan informasi.
Apalagi informasi tentang
rencana pelaksanaan kegiatan penyediaan perwira TNI. Hal ini menjadi dasar
pegangan untuk meraih cita-cita.
Berpedomankan Renlakgiat
Penyediaan Perwira TNI No: 04-DIAPA/ VIII/ 2000. Tentang penerimaan perwira
prajurit karier (PA PK) TNI sumber lulusan profesi/ S.1/ D.III tahun 2000.
Ternyata, saat itu sarjana
perpustakaan dibutuhkan, demikian pula sarjana muda kearsipan. Kedua program
studi ini termasuk dalam daftar kebutuhan jurusan.
Dengan mengetahui daftar
rencana kebutuhan jurusan atau program studi penerimaan Perwira PK, maka
semakin membuka pengertianku tentang peluang yang dapat diraih.
Banyak kegiatan yang
diikuti, banyak jaring pertemanan yang disebarkan. Sekali lagi, semua
bergantung pada diri sendiri. Untuk sanggup menempatkan diri dengan baik,
kemanapun pergi dan berada.
Selanjutnya, bermodalkan
pengalaman dan pengetahuan serta bukti ijazah dari Unhas. Berangkat kembali ke
kampung halaman, Manado untuk mendaftar menjadi anggota TNI.
Tetapi, sebelum mengikuti
serangkaian tes seleksi, penulis datang melaporkan diri kepada Komandan Korem
131/ Santiago. Saat tahun 2001 dijabat oleh Kolonel Inf Manahan Rumaharbo. Beliau
menjabat hingga tahun 2003.
Tahun 1999 sebelumnya, beliau
menjabat sebagai Komandan Rindam VII/ WRB. Pada masa itu penulis mengikuti
Latihan Dasar Menwa di Pakatto Sungguminasa.
Atas rekomendasinya, menemui
kepala koperasi Korem yang baru saja mengikuti tes Sesko di pulau Jawa. Agar
mendapatkan arahan dan bahan masukan tentang materi tes psikologi.
Info yang nantinya
diperoleh, akan sangat membantu dalam menjalani tes psikologi. Tetapi kali ini,
kurang beruntung. Nihil hasilnya.
Walaupun demikian, dengan
tetap bersemangat, membawa semua berkas ke tempat pendaftaran di Mako Lantamal VIII Manado. Selaku Sub Panitia Daerah.
Dan siap-siap mengikuti pengujian
yang dilaksanakan dalam dua tahapan. Yakni di tingkat daerah oleh sub panitia
daerah. Dan tingkat pusat oleh panitia pusat.
Untuk tingkat daerah, pengujian
meliputi aspek administrasi, kesehatan I dan II, mental ideologi. Kemampuan
jasmani, meliputi kesamaptaan jasmani A dan B, renang dan postur. Serta
psikologi dan kesehatan III oleh panitia pusat.
Tahun itu TNI membutuhkan 590
perwira guna memenuhi kebutuhan perwira yang tidak sanggup diisi dari akademi
TNI. Untuk TNI AD, TNI AL, dan TNI AU (data yang terekam pada tahun 2000).
Alokasi tersebut termasuk
sumber lulusan Mahasiswa Beasiswa Calon PA PK TNI yang sudah menyelesaikan
program studinya.
Sasaran kualitasnya adalah
terpenuhinya kriteria calon dari aspek administrasi, kesehatan, kemampuan
jasmani, psikologi, mental ideologi serta akademik (IPK).
Untuk alokasi kebutuhan
jurusan atau program studi. Terbatas jurusan atau disiplin ilmu tertentu. Untuk
memenuhi kebutuhan penugasan di satuan/ dinas/ jawatan/ direktorat. Maupun di
Satuan Operasional (khusus untuk pria).
Alokasi tiap jurusan atau
program studi berpedoman pada perbandingan, sehingga terdapat keseimbangan.
Dengan demikian, tidak bisa perbandingan yang kurang dari satu jurusan, diisi
oleh jurusan lain.
Seleksi didahului dengan
penerimaan semua berkas yang disyaratkan. Panitia penerimaan, sangat teliti
dalam memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi calon. Terutama terhadap
kemungkinan pemalsuan data.
Akte atau Surat Keterangan
Lahir harus cocok dan sama dengan data ijazah SD, SMP, SMA dan Ijazah dari
perguruan tinggi.
Demikian juga, surat
keterangan belum pernah menikah, diteliti secara ketat. Hal ini belajar dari
pengalaman terdahulu. Adanya kasus setelah di Panitia Pusat atau pada saat
pendidikan pertama, yang bersangkutan mengakui sudah memiliki isteri ataupun
anak.
Untuk nilai-nilai IPK, tim
pemeriksa administrasi akan berkoordinasi dengan perguruan tinggi setempat.
Juga mengenai status perguruan tinggi negeri ataupun swasta, diteliti statusnya
apakah disamakan atau diakui ataupun terdaftar.
Untuk ijazah atau tanda
lulus, akan lebih diperhatikan, diperiksa keasliannya dan keabsahan ijazah
pendidikan. Untuk swasta harus dilegalisir atau diketahui oleh Kopertis,
termasuk yang statusnya disamakan.
Persyaratan lain yang
penting diperhatikan, tidak bertato atau tidak memiliki bekas tato. Dan tidak
ditindik, bekas tindik telinganya atau pada anggota badan lainnya. Kecuali karena
ketentuan agama atau adat.
Bagi yang memperoleh ijazah
dari negara lain, harus mendapat pengesahan dari Kemendikbud. Juga adanya pernyataan
tidak terikat perjanjian Ikatan Dinas dengan suatu Instansi lain.
Demikianlah ketentuan
terperinci tentang persyaratan penerimaan. Pemeriksaan administrasi diikuti
oleh penelitian awal, kemudian dilanjutkan dengan seleksi kesehatan I. Yakni
kesehatan tubuh bagian luar seperti mata telinga hidung mulut dan gigi dll.
Ada juga uji kemampuan
jasmani yang harus dilalui. Yakni uji kemampuan berlari tanpa henti selama 12
menit. Hal ini memiliki ukuran tingkat kesegaran jasmani sesuai dengan golongan
usia.
Termasuk dalam hal ini
adalah tes kemampuan melakukan sit-up. Maupun
push-up selama satu menit.
Selanjutnya cinning bagi pendaftar
putri. Sedangkan bagi putra, melakukan pull-up,
kepala harus melampaui tiang besi.

Satu dari dua WAN TNI untuk atraksi bongkar pasang senjata, dari Pistol P1 ke senjata laras panjang M-16, penutupan pendidikan SEMAPA PK 2002
Terakhir bagi tes jasmani
adalah lari angka delapan (shuttle-run),
bertujuan untuk mengukur keseimbangan dan ketangkasan.
Suka duka telah banyak
ditemui selama menjalani tes, namun semuanya dapat dilalui dengan baik.
Berikutnya, tes kesehatan II
yakni pemeriksaan tubuh bagian dalam seperti jantung, paru-paru, hati dll.
Tes dilakukan di RS Wolter
Monginsidi Teling Manado oleh tim pemeriksa kesehatan. Sedangkan tes psikologi
dan tes mental ideologi dilakukan di Mako Lantamal VIII oleh tim pemeriksa
mental ideologi.
Ada pengalaman unik yang
paling berkesan saat menjalani tes pendaftaran. Saat hasil pengumuman tes
kesehatan II menyatakan ketidaklulusan. Jantung bermasalah.
Setelah mendengar hasil
pengumuman ini, terasa sangatlah menyedihkan. Terutama orangtua yang selama ini
telah merawat dan membesarkan. Apabila kenyataan ini adalah benar, tentu saja
sangat menyesakkan dada orangtua.
Namun, tidak semudah itu untuk
menyurutkan tekad meraih mimpi di dunia militer. Hasil pengumuman ini,
sangatlah sulit untuk diterima begitu saja.
Buktinya, kegiatan
tumpang-tindih selama di kampus Unhas dapat dilalui dengan berhasil.
Apabila jantung bermasalah,
tentu saja satu kilometer jarak renang antara pulau Laelae dan pantai Losari,
tidak akan mampu dilalui. Ataupun, hentakan popor senapan M-16 di bahu, akan menghentikan jantungku
pada saat itu juga.
Hasil yang sangat tidak
masuk akal ini, mendorong untuk menemui salah satu dokter militer yang terlibat
sebagai panitia penerimaan saat itu.
Tanpa canggung sekalipun, membawa
buku Ilmu Pengetahuan tentang alat jantung. Di hadapannya di RS Teling Manado,
buku digelar dan memohon untuk dapat lebih dijelaskan letak kegagalan jantung.
Tetapi jawabannya hingga
sekarang masih teringat: “Pulang saja! Cantik-cantik begini masuk tentara!
Nanti bisa-bisa jadi seperti onde-onde! Pulang saja, menikah!”
Tanpa disadari, kalimat ini
sangat mujarab untuk mendorongku lebih bersemangat lagi mencari kebenaran. Ada
hikmat pemikiran yang melintas dibenakku.
Bahwa, untuk mengajukan
keberatan kepada Wakil Ketua Sub Panitia Daerah, atas hasil pemeriksaan yang
mencurigakan ini. Tentu saja dibutuhkan bukti yang jelas. Bahwa tidak ada
masalah apapun yang berlaku atas jantungku.
Keesokan hari, dengan ditemani
Ibu, mendatangi dokter ahli jantung yang terkenal di kota Manado. Beliau adalah
Prof. Dr. Reggy Lefrandt, SpJP (K) FIHA, FSGC, FAHA, FASCC.
Bukti rekaman jantung diserahkan
kepada Danrem. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari dokter ahli jantung inilah,
Danrem memanggil dokter militer yang telah menyuruhku pulang.
Walaupun demikian, periksa
silang tetap dilakukan. Danrem memanggil dokter militer lainnya, seorang ahli
jantung untuk membaca hasil tes yang terdahulu, sebagai second opinion. Dan jawabannya sangatlah melegakan. Agar dilakukan
tes ulang.
![]() |
| Wisuda Diploma II Perpustakaan di Universitas Sam-Ratulangi Manado disahkan oleh Gubernur Sulut E.E Mangindaan |
Atas perintah Danrem 131/ Santiago,
selanjutnya dilakukan tes kesehatan jantung untuk yang kedua kalinya. Dan
hasilnya ternyata kondisi jantung dalam batas normal.
Hasil pemeriksaan
pengulangan ini kemudian diserahkan kepada panitia daerah di Mako Lantamal VIII.
Lengkap sudah, daftar
nominatif beserta hasil pemeriksaan tingkat daerah. Dan dilaporkan kepada
panitia pusat melalui mesin faximile.
Daftar yang lulus tingkat
daerah diterima oleh panitia pusat melalui pos kilat khusus juga. Diikuti
dengan laporan melalui telpon, untuk penentuan pengiriman ke uji pusat.
Panitia pusat yang terdiri
dari unsur-unsur angkatan-lah, yang menentukan pembagian alokasi jurusan/
program studi. Disesuaikan dengan hasil kegiatan penerimaan.
Seminggu kemudian, pemanggilan
calon oleh panitia pusat diumumkan. Dari seratusan lebih pendaftar, hanyalah
dua belas orang yang lulus seleksi tingkat daerah.
Dan kedua belas calon, selanjutnya
terbang dengan pesawat Bouraq Airlines,
untuk mengikuti tes seleksi tingkat pusat di Militaire Academie (Akmil) Magelang.
Setibanya di Kesatriaan
Akmil Magelang, melapor kepada sekretaris panitia pusat dengan menyerahkan
kelengkapan administrasi.
Sama seperti di daerah,
rangkaian kegiatan uji pusat, diikuti dari awal lagi. Mulai dari aspek administrasi,
kesehatan, mental ideologi. Kemampuan jasmani A dan B, renang dan postur serta
uji psikologi.
Selama sebulan penuh, mulai
dari penelitian administrasi, kelengkapan berkas dan keasliannya, menggunakan
alat deteksi khusus di Akmil Magelang.
Di Akmil, dijelaskan kembali
tentang pengertian dan penugasan serta pembinaan karir perwira dari program
Perwira PK.
Juga aspek dan norma-norma
pemeriksaan serta hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan. Serta penjelasan
tentang penerimaan seperti batas lulus, kriteria lulus atau tidak lulus (B, C,
K1, K2).
Dan pemberitahuan terhadap
beberapa hal, khususnya bagi yang tidak lulus. Bahwa kemungkinan lulus dan
terpilih ditingkat pusat maksimal 80 persen. Diharapkan, hal ini tidak akan
menimbulkan kekecewaan dan hal-hal lain yang tidak diinginkan.
Seluruh kelengkapan
persyaratan administrasi calon harus disertakan, ditekankan untuk membawa
ijazah, daftar IPK, dan transkrip studi yang asli.
Kemudian pemeriksaan
kesehatan, mental ideologi, pengujian kemampuan jasmani A dan B, renang dan postur.
Serta tes psikologi.
Pada saat pemilihan di pengujian
tingkat pusat, tim pemeriksa kesehatan dan tim penguji kemampuan jasmani,
meneliti dengan cermat. Data-data hasil pemeriksaan dan pengujian. Termasuk
meneliti postur dan kemampuan calon.
Dalam hal ini, panitia pusat
memperhatikan kualitas calon dan tidak terpengaruh terhadap calon yang
disponsori tapi tidak memenuhi persyaratan.
Secara lisan maupun
tertulis, tim pemeriksa memberikan penjelasan bagi calon yang tidak lulus dan
tidak terpilih.
Terutama saat dipulangkan
atau dikembalikan, sehingga calon mengetahui dengan jelas tentang
ketidaklulusannya. Hal ini untuk menghindari timbulnya praduga yang negatif.
Serta dalam setiap
pelaksanaan kegiatan, panitia pusat senantiasa saling berkoordinasi sebaik-baiknya.
Tujuan utamanya, tentu saja untuk mencapai sasaran kualitas yang telah
ditentukan.
Pada akhirnya, rangkaian kegiatan
penerimaan perwira prajurit karier dapat dilalui dengan sukses. Secara
keseluruhan, ada seribu lebih calon yang mengikuti kegiatan seleksi pusat,
namun hanya setengahnya yang diterima.
Setelah dikumpulkan di
lapangan Sapta Marga, satu per-satu nama dipanggil. Nama yang tidak disebutkan,
merekalah yang sesungguhnya terpilih untuk mengikuti upacara pembukaan
pendidikan.
Bagi pria, upacara pembukaan
pendidikan militer Perwira PK 2001 di Akmil Magelang. Sedangkan bagi wanita di
Pusdikkowad Lembang Bandung.
Juni 2002, penulis sebagai satu
dari dua WAN TNI yang melakukan aksi bongkar-pasang senjata M-16 dan Pistol P1
di lapangan Sapta Marga pada saat penutupan pendidikan militer.
Serta menjadi satu-satunya WAN
TNI dari lima perwakilan pelantikan perwira di hadapan Panglima TNI pada upacara
Prasetya Perwira di Akademi Militer Magelang.***(Penulis:
Mayor (Sus) Michiko Moningkey, sekarang menjabat sebagai Kasubsi Pustak Dinas
Penerangan TNI AU). Seluruh isi materi ini
merupakan milik intelektual pribadi. Meniru dan menggandakan hal-hal yang
dicantumkan dalam materi ini, diluar maupun tanpa seizin Penulis, merupakan
pelanggaran hak intelektual dan dapat diproses sesuai hukum yang berlaku.

