Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada 20-30 April 2015, latihan bilateral antara Indonesia dan Australia diadakan di PMPP (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian) TNI, bertempat diatas salah satu bukit ‘Santi Darma’ yang terkenal di daerah Sentul Bogor.
![]() |
| Wanita TNI menjalin kekerabatan dengan Women Military ADF (Australian Defence Force) dalam latihan bersama
Garuda Kookaburra 2015. (ki-ka) Mayor Sus Michiko Moningkey (Wara); SGNLDR.
Lauren Flaherty; Mayor (Kes) dr. Sarah (Kowad); LEUT. Clare Randall; Mayor
(CAJ) Tety Mulyati (Kowad); FLTLT. Dominique Hoffman dan Kapten (KH/W) Febi
Janis, S.Si (Kowal) |
|
Wanita
TNI bersama Women Military ADF
(Australian Defence Force) mengenakan batik saat Farewell Dinner dalam latihan bersama Garuda Kookaburra 2015 |
Selama dua minggu, ketujuh perwira ini telah bergabung dengan tiga puluh lima personil pria militer lainnya untuk mengikuti seminar staf maupun aplikasi di lapangan. Dan inilah laporan singkat tentang serangkaian pengalaman dan pengetahuan saat melaksanakan tugas belajar di PMPP TNI Sentul Bogor.
Mayor (CAJ) Tety Mulyati (Kowad) dalam kelompok sindikat sedang briefing dalam aplikasi skenario GK15 |
Garuda-Kookabura 2015 atau disingkat GK15, untuk pertama kalinya diadakan pada tahun 2013. Dan tahun 2015 ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan kerjasama diantara kedua militer, dalam operasi-operasi perdamaian yang berada dibawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nations).
TNI dan ADF (Australian Defence Force) saat sedang belajar di ruang kelas seminar |
Kata sandi Garuda adalah kata yang artinya tentu saja telah diketahui oleh pembaca. Sedangkan Kookaburra adalah kata sandi yang digunakan untuk mewakili Australia dalam latma ini. Kookaburra adalah sejenis burung yang hidup dan banyak ditemui di benua Australia dengan suaranya yang khas.
| Kapten (KH/W) Febi Janis, S.Si (Kowal) dalam kelompok sindikat sedang briefing dalam aplikasi skenario GK15 |
Sesuai dengan sumber-sumber multi dimensi dalam operasi perdamaian PBB, ADF (Australian Defence Force) dan Mabes TNI yang terdiri dari AL, AD dan AU telah berpartisipasi dalam GK15. ADF mengirimkan dua belas peserta termasuk tiga wanita militernya dan Indonesia mengirimkan tiga puluh peserta termasuk empat WAN TNI. Seluruhnya berjumlah empat puluh dua partisipan.
Kedua negara saling menghargai dan menghormatidalam peringatan Anzac Day 100 tahundi depan patung Peacekeeper Indonesia PMPP TNI. |
Latihan bersama GK15 dengan materi operasi perdamaian ini diselenggarakan oleh TNI sebagai Tuan-Rumah. Diorganisir pelaksanaannya oleh PMPP TNI serta bekerjasama dengan ADF yang mengirimkan tenaga ahli pengajar tentang negosiasi komunikasi serta beberapa tenaga pendukung lainnya.
Setiap peserta aktif dalam diskusi kelompok |
GK15
ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan seorang Pengamat
Militer (Military Observer) agar
mampu memberikan kontribusi yang produktif pada misi-misi perdamaian PBB. Secara luas, diharapkan hasil yang
diperoleh dari pelatihan ini akan tetap mengembangkan pengertian bersama
diantara kedua negara dalam operasi misi-misi perdamaian PBB.
Para
peserta dilatih sekaligus dilengkapi dengan berbagai pengetahuan tentang
negosiasi dan komunikasi, pembelajaran tentang berbagai hal yang kemungkinan
terjadi di daerah misi. Serta mempraktekkan teknik-teknik terbaik, taktik
maupun prosedur dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung-jawab sebagai
seorang pengamat militer di lapangan.
Mayor (Kes) dr. Sarah (Kowad) saat aplikasi komunikasi dengan masyarakat lokal |
Mayor (Kes) dr. Sarah (Kowad) briefing sebelum memulai mengikuti aplikasi skenario GK15 di lapangan |
Suasana kelas saat pelajaran seminar berlangsung |
Sebab
seorang pengamat militer adalah mata dan telinga untuk misi perdamaian United Nations. Hasil observasi dan
penilaian para Military Observer UN
akan membantu memberikan gambaran secara nyata, bagaimana situasi di daerah
konflik.
Untuk
memastikan netralitas dan objektivitas, para Pengamat Militer dengan tidak
bersenjata, akan melaksanakan patroli di zona keamanan sementara serta di
daerah sekitarnya. Mereka diorganisir dalam tim yang terdiri dari berbagai
negara. Bekerja saling mendukung dan selalu bersama-sama dalam pergerakan di
lapangan.
Tugasnya
yang utama adalah memonitor dan melaporkan tentang kondisi keamanan di dalam
daerah tanggungjawabnya. Menyelidiki dan mendokumentasikan jika terjadi
pelanggaran genjatan senjata. Pencapaian tugas-tugas itu sangat penting untuk
keberhasilan suatu misi perdamaian.
Dan GK15 diharapkan akan
meningkatkan pengertian tentang strategi dan rencana operasi dalam kompleksitas
dan multidimensi misi perdamaian PBB. Dengan mengutamakan jaringan kerja,
interoperabilitas dan kemampuan kedua negara yang berhubungan dengan latihan
kepemimpinan dalam operasi misi perdamaian.
Di
pelatihan singkat ini, banyak hal dipelajari, namun yang terutama adalah mampu
melengkapi diri untuk menjadi seorang Military
Observer UN yang profesional. Setiap partisipan sangatlah mengakui bahwa pentingnya
jaringan kerja ditingkatkan serta hubungan kekeluargaan dimantapkan. Apalagi
antar sesama wanita Peacekeepers sangatlah
terasa hubungan kekerabatannya.
| Wanita TNI bersama Women Military ADF (australian Defence Force) mengenakan batik saat Farewell Dinner dalam latihan bersama Garuda Kookaburra 2015 di PMPP TNI |
Dalam
kursus singkat ini, ada kesadaran betapa pentingnya tugas yang diemban oleh
seorang Pengamat Militer. Selama dikumpulkan dalam satu kelas, menggunakan
bahasa pengantar English-Australia, hal ini tentu saja semakin menyadarkan
akan multidimensi tugas dan multinasional dalam misi perdamaian PBB.
Suasana
kelas sangatlah hidup dan menarik. Antusiasme para partisipan sangatlah tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi diakhir kegiatan. Para instruktur,
tenaga pengajar ahli maupun Role-Player
telah mengajar dan bertindak dengan cara memikat. Sehingga meningkatkan
kesungguhan untuk belajar mempelajari materi lebih mendalam. Beberapa
pertanyaan berkembang dengan sendirinya. Serta pembagian kelompok telah
meningkatkan kemampuan peserta untuk penerapan di lapangan. Selama dua hari kami
diperhadapkan dengan skenario peristiwa yang pada umumnya terjadi di daerah
misi PBB.
Skenario
GK 2015 disusun dalam suatu negara fiktif bernama Sentalu. Dimana dalam alur
ceritanya digambarkan konsekuensi dari konflik sengketa internal yang berkepanjangan.
Politik, ekonomi dan situasi kemanusiaan yang memburuk, yang tidak mampu
diatasi yang dapat mempengaruhi stabilitas keamanan regional. Situasi yang
buruk ini mendapat perhatian dari dunia internasional, yang telah mendesak PBB
agar segera melaksanakan misi perdamaian seperti yang tertera pada Piagam PBB Chapter VII.
GK15
mengikuti rangkaian operasi berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB, sesuai
dengan urutan rencana misi dan diakhiri dengan berbagai penanganan
masalah-masalah khusus.
Hal ini membutuhkan kerjasama dan interaksi diantara
semua komponen misi yakni dari Markas Besar maupun dari agen-agen bantuan
internasional di daerah misi. Perhatian
besar ditekankan pada The Principles of
Use of Force, Rules of Engagement=ROE, dan Protection of Civilians=PoC.
| Kapten (KH/W) Febi Janis, S.Si (Kowal) dalam kelompok sindikat sedang briefing dalam aplikasi skenario GK15 |
Sampai akhir pelatihan,
semua partisipan merasakan besarnya faedah mengikuti GK15. Hal ini diakhiri
dengan sangat baik oleh personel ADF maupun TNI. Kekeluargaan sangatlah
terjalin dengan erat dan terutama tingkat kesiapan masing-masing personel
semakin tinggi untuk misi perdamaian.
Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya
para peserta mengatasi setiap tantangan di lapangan. Demikianlah sekilas
tentang GK15. ‘Garuda-Kookaburra 2015 untuk dunia yang lebih baik dan damai’.***Seluruh isi
materi ini merupakan milik intelektual pribadi. Meniru dan menggandakan hal-hal
yang dicantumkan dalam materi ini, diluar maupun tanpa seizin Penulis,
merupakan pelanggaran hak intelektual dan dapat diproses sesuai hukum yang berlaku.
