Tampilkan postingan dengan label Lanud Halim. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lanud Halim. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 September 2017

Survival Dasar Wing I Lanud Halim di Subang


Kegiatan latihan bertahan hidup di alam terbuka atau Survival Dasar adalah ketrampilan yang wajib dimiliki oleh Insan Dirgantara. Untuk itulah, Wing I Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma menyelenggarakan latihan ‘survive’ di hutan Karet Subang Kalijati.


Michiko Moningkey pose sesaat sebelum kegiatan survival dasar di mulai,
latar belakang peserta SAR di hutan karet Subang Jawa Barat, 26 Mei 2013
 (Sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi dari bb)


Sepuluh Tim Suvival menelusuri jalan di pedesaan Kalijati Subang Jabar, Selasa (26 Februari 2013). Setelah melalui perjalanan selama tiga jam di Tol dari Jakarta ke Kalijati, selanjutnya seratus lima pelaku Survival Dasar, tiba di lapangan desa Cibeunying. Memulai pengalaman survive di tengah hutan, melatih kepekaan untuk dapat bertahan hidup, meningkatkan kekompakan tim.
Selanjutnya, Komandan Latihan Survival Dasar 2013 Pangkalan Udara TNI Halim Perdanakusuma, Mayor Pnb Purwanto memeriksa kelengkapan Peserta. Dan menyebutkan satu demi satu nama pelaku sesuai daftar peserta. Hal ini dilakukan sebelum meninggalkan lapangan awal memulai kegiatan Survival.
            Kafaslat Wing I Lanud Halim, Mayor Pnb Purwanto dalam briefing singkatnya menyampaikan agar masing-masing menjaga keselamatan. Sebab walau situasi cuaca sangat mendukung dimulainya perjalanan menyusuri jalan pedesaan; namun sisa-sisa hujan kemarin cukup mempengaruhi kondisi jalan. Jalan yang tidak rata, bercampur tanah liat, dan licin menambah tingkat kesulitan peserta latihan.
            Setibanya di desa Ciherang, peserta beristirahat sejenak, untuk selanjutnya melakukan kegiatan turun tebing. Jumlah peserta lengkap, beristirahat di keteduhan pohon karet. Sekaligus menunggu instruksi para Pelatih dari Kompi B Paskhas Lanud Suryadharma Subang Kalijati.
            Sertu Bowo Pelatih Paskhas memimpin teknis pelaksanaan Turun Tebing di Desa Ciherang. Instruksinya diikuti oleh para Pelaku. Dilanjutkan dengan jalan Kompas  ke desa Pasir Muncang.
“Ini bagus untuk alternatif jalan-jalan selain jalan-jalan di Mall bagi orang perkotaan”, ujar Sertu Bowo dengan kalem.
a. Turun tebing setinggi seratus meter di desa Ciherang
Selanjutnya, sbanyak seratus lima peserta melaksanakan latihan turun tebing di Desa Ciherang. Setelah berjalan kaki selama satu jam lebih dari start awal Desa Cibeunying.
Dari pengamatan, saat kegiatan Turun Tebing dilakukan, awan gelap telah menggantung di daerah Subang. Untung saja, tidak turun hujan. Tebing dengan tinggi seratus meter dapat dilalui dengan berhasil.
Sedangkan, sungai di bawa tebing, seolah menganga menunggu. Namun, semua peserta sukses mengatasi rintangan ini.
Setelah itu, para Pelatih dari Pasukan Khas TNI AU memberikan instruksi untuk setiap regu melakukan jalan kompas. Membidik di atas peta, dengan memperhatikan arah utara jarum Kompas.
Setiap regu memiliki arah yang berbeda-beda. Tim survival menuruni bukit, membelah hutan, dan memotong sungai dengan aliran air setinggi lutut peserta. Juga menyusuri pematang sawah, kemudian mendaki bukit kembali dan tiba di Desa Pasir Muncang sebagai posko ke dua.
Beberapa regu terlambat tiba di Posko, melampaui target waktu yang ditentukan Panitia. Sehingga, Komandan Latihan Mayor Pnb Purwanto mengambil kebijakan untuk melepaskan tanda di udara demi membantu para pelaku merapat di Posko Desa Pasir Muncang.
Setelah regu terkumpul dengan lengkap, malam Selasa (27/2) dilaksanakan jalan kompas malam. Di pandu oleh Sertu Bowo selaku koordinator Pelatih dari Kompi B Paskhas Lanud Suryadharma Subang Kalijati.
b. Skenario Latihan
            Latihan ini didasarkan pada skenario latihan yang seolah-olah terjadi sebagai berikut. Seperti yang terjadi di awal tahun 2013 ini, kondisi cuaca sangat buruk membayangi Indonesia.
Khususnya di seputaran wilayah Pulau Jawa. Sesuai dengan pengamatan staf Meteo Lanud Halim P, situasi cuaca yang buruk ini diakibatkan oleh adanya siklon Emang yang berada di sekitar pulau Bali. Ditambah adanya low-pressure di wilayah barat Australia.
            Menjadi sebab pertumbuhan awan merata di daerah pulau Jawa termasuk daerah Jakarta dan Jawa Barat. Diiringi dengan intensitas hujan dan kecepatan angin yang tinggi. Sehingga mengganggu kegiatan operasional penerbangan.
            Dalam skenario latihan ini, ada sebuah pesawat angkut yang sedang melaksanakan home flight menuju Lanud Halim P dari arah timur Indonesia. Pesawat ini mengalami kerusakan pada bagian engine (mesin).
            Segera Captain Pilot melaporkan kondisi pesawat kepada Air Traffic Control (ATC) pada frekuensi 127.9 Mhz. Pihak ATC melanjutkan info kondisi pesawat kepada Lanud Halim P.
            Saat itu, kondisi cuaca di Lanud Halim P, dilaporkan bahwa angin 360/25 knots. Jarak pandang lima ratus meter. Keadaan cuaca hujan, diperkirakan bisa bertahan lama satu dua jam ke depan.
            Mengatasi situasi ini, Captain Pilot meminta untuk divert ke Lanud Husein Sastranegara karena berdasarkan laporan jarak pandangan ada tiga sampai empat kilometer.
            Tiba-tiba saat menuju BDG VOR tiba-tiba Captain Pilot melakukan panggilan darurat: “Mayday….mayday….mayday..”.
            Selanjutnya, ATC tidak mendapat sinyal apapun dan pesawat hilang dari monitor radar.
            Berkat kesiapsiagaan crew pesawat dapat melakukan ditching pendaratan darurat dengan sempurna di sebuah waduk di daerah Kalijati.
            Kejadian terjadi pukul 18.00 Wib dengan cuaca mendung dan mulai gelap. Hal ini menyebabkan Tim SAR TNI AU tidak dapat menemukan letak jatuhnya pesawat.
            Ternyata, crew pesawat bermalam di atas permukaan air. Esok harinya melakukan perjalanan mencari pertolongan di pemukiman warga yang terdekat.
            Perjalanan kompas siang ini, cukup jauh, dengan naik turun tebing. Dengan menggunakan tali dilanjutkan dengan penyeberangan sungai.
            Setelah satu hari satu malam berjalan mengatasi rintangan, crew memutuskan untuk bermalam di hutan. Selama di hutan, mendirikan bivak, dan mengkomsumsi segala tumbuhan dan hewan yang dapat dimakan, agar dapat bertahan hidup.
            Dilain tempat Tim SAR TNI AU, mulai menemukan titik terang lokasi jatuhnya pesawat. Ditempat kejadian, ditemukan banyak bekas jejak kaki menuju satu arah.
            Disimpulkan bahwa semua crew selamat sehingga tindakan penyelamatan makin bersemangat untuk melaksanakan SAR.
            Akhirnya, Survivor dapat diselamatkan oleh Tim SAR TNI AU.
c. Wing I Lanud Halim Perdanakusuma sukseskan Survival Dasar
Wing I Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma berhasil menyelenggarakan latihan ‘survive’ di sekitar wilayah hutan Karet Subang Kalijati. Penyelenggara telah bekerja keras dengan kompak sehingga target latihan tercapai.
“Besar tanggungjawab penyelenggara maka salut buat Pendukung maupun Pelaku” kata Kolonel Pnb Fajar Prasetyo, S.E.
Komandan Wing I Lanud Halim P saat memimpin upacara penutupan Latihan Survival dasar di Desa Cikuni Subang Kalijati, Kamis (28/2).
Setelah bermalam di hutan selama dua hari, peserta latihan dapat berbangga sebab mampu melampaui semua tantangan di lapangan. Dari pengamatan yang ada, bermalam di atas air merupakan tantangan terberat.
Sejak sore hari dari Rabu (27/2) hingga pagi hari Kamis (28/2) pelaku telah berlatih dengan menggunakan media air.
Penyeberangan basah serta teknik penggunaan sekoci diajarkan oleh Tim SAR Koopsau I bekerjasama dengan Instruktur Pelatih dari Kompi B Paskhas Lanud Suryadharma Subang Kalijati.
Sehari sebelumnya, sebanyak sembilan puluh tujuh peserta berjalan di tengah rimbunnya hutan karet. Beberapa diantaranya sempat menderita keseleo sebab jalanan yang licin dan berbatu.
Start awal dari Desa Pasir Muncang pada pukul tujuh pagi hari, dan tiba di desa Cikuni pada pukul sebelas siang. Perjalanan berjam-jam ini cukup menguji ketahanan mental para peserta.
Kondisi kaki lecet tidak menyurutkan semangat peserta untuk menempuh jarak berkilo-kilo meter. Selanjutnya, latihan pengenalan jenis tumbuhan maupun binatang hutan yang dapat di konsumsi, diberikan oleh Pelatih Paskhasau.
Kemudian pada pagi hari berikutnya, penyelamatan Survivor dengan menggunakan pesawat Helikopter dari Lanud Atang Sendjaya Bogor. Dinamakan penyelamatan dengan teknik hoist.
Selesai upacara penutupan, peserta dan penyelenggara, maupun pelatih bersama-sama warga setempat jamuan makan siang bersama di lapangan sepakbola Desa Cikuni.
“Perjalanan seribu langkah di mulai dengan satu langkah awal”. Pengalaman Basic Survival ini meningkatkan koordinasi antar satuan kerja, memupuk kekompakan dan membangun kebersamaan serta kesatuan anggota Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma.***

Rabu, 10 Juni 2015

SELEKSI SEKKAU YANG KETAT

Sembilan puluh sembilan persen yang menduduki puncak pimpinan TNI Angkatan Udara sudah pasti lulusan pendidikan Sekkau. Hal ini sangatlah masuk akal, sebab pada kenyataannya setiap perwira TNI AU haruslah melalui Sekolah Kesatuan Komando TNI Angkatan Udara. Atau yang dikenal di kalangan militer dengan nama Sekkau.



            Tidak banyak orang yang tahu, bahwa bagi seorang militer TNI AU setingkat perwira pertama (Pama), sebelum menyandang tanda pangkat Mayor haruslah mengikuti seleksi Sekkau. Pendidikan ini sangat menentukan perjalanan karir selanjutnya bagi seorang Pama menuju Pamen (Perwira Menengah).

Sekkau bertugas menyelenggarakan pendidikan pengembangan umum tingkat pertama bagi para perwira TNI atau TNI AU berpangkat kapten atau mayor yang telah mengikuti pendidikan lanjutan kecabangan ataupun setingkat. 



Para perwira yang mendapat kesempatan mengikuti pendidikan di Sekkau adalah para perwira TNI atau TNI AU berpangkat kapten atau mayor terpilih yang selanjutnya disebut perwira siswa atau pasis. Sekkau adalah lembaga pendidikan dibidang teknis taktik dan staf komando kekhususan TNI AU. Menuntun dan mendidik perwira menjadi insan revolusi yang mampu menjadi pemimpin yang memiliki kepemimpinan tinggi serta berjiwa Vicaksana Sakti Vira


Vicaksana artinya pandai menggunakan budi nalarnya dengan tepat dan bijaksana. Sakti artinya mempunyai kekuatan lebih atau kelebihan daripada kekuatan pada umumnya, baik mental maupun fisik. Vira artinya prajurit (pra berarti ksatria dan perwira), (Djur berarti jujur), (Rit berarti ngirit atau hemat).
Sebelum didengung-dengungkan adanya revolusi mental yang merupakan visi Presiden Joko Widodo, Sekkau telah memiliki filosofi ini sejak lahirnya. Hal ini dipastikan melalui arti logo Sekkau yang menampilkan Garuda dan Sayap. Hal ini berarti setiap perwira lulusan Sekkau diharapkan menjadi insan revolusi yang mampu menjadi pemimpin. Dengan jiwa kepemimpinan yang tinggi serta berjiwa Sakti Vira.


Adapun tugas-tugas pokok Sekkau adalah membekali para perwira siswa TNI AU yang berpangkat Kapten atau Mayor. Agar memiliki profesionalisme, wawasan dan cakrawala pandang dalam mengemban tugas TNI AU. Dengan dilandasi jiwa juang sebagai prajurit Sapta Marga serta didukung kesegaran jasmani yang mantap.
Wadah ini juga membimbing sekaligus membina para perwira siswa, dalam menjalani masa pendidikan Sekkau sesuai kurikulum yang digariskan. Guna menghasilkan lulusan yang memiliki kemantapan jasmani maupun skill, kemampuan dasar strategi, staf dan komando. 


Sejarah singkat Sekkau. Sekolah Komando Pendidikan TNI Angkatan Udara (Sekkau) berdiri pada 10 Januari 1966. Hal ini berdasarkan Keputusan/ Menteri Panglima Angkatan Udara (Menpangau) No.5 tahun 1966.
Kemudian dengan Keputusan Menpangau No.112 pada 13 Oktober 1966 diatur tentang kedudukan Sekkau beserta pedoman dasarnya. Di bidang pendidikan, Sekkau merupakan “onderbouw” Seskoau, sedangkan dibidang pembinaan, langsung berada dibawah Menpangau.
Selanjutnya tahun 1972, Kasau mengeluarkan Keputusan tentang organisasi dan prosedur Institut Angkatan Udara atau Insau. Sekkau kemudian ditempatkan dibawah Insau bersama-sama dengan Seskau (kini Seskoau), Sekespra serta pendidikan spesialis lainnya.
Dan sejak tahun 1974, Sekkau ditempatkan di bawah Komando Pendidikan berdasarkan instruksi Kasau. Sekkau menjadi salah satu satuan pelaksana pendidikan dibawah kodikau.


Pada awal berdirinya Sekkau menempati gedung bekas Seskoau yang berlokasi di jalan Budi Kemulyaan No.16 Jakarta. Namun sejak tahun 1978 Sekkau menempati gedung bekas kursus Jabatan Perwira Staf di Lanud Halim Perdanakusuma bersama-sama dengan Wing Pendidikan Umum.
Hingga sekarang Sekolah Wingdikum pindah ke kota Bogor, sehingga seluruh gedung Wingdikum digunakan oleh Sekkau. Dan telah mengalami beberapa kali penambahan gedung dan renovasi.
Motto yang diemban oleh sekolah ini adalah Center of Excellent. Bermakna tri-unggul yaitu unggul berkomunikasi secara lisan dan tulisan; unggul dalam kepemimpinan dan manajerial staf. Serta unggul dalam latihan matra pada level taktis dan teknis matra udara.


Tenaga pendidik Sekkau, terdiri dari instruktur organik dan instruktur non-organik. Tenaga pendidik organik adalah pejabat struktural dan fungsional Sekkau yang berkompeten dibidangnya, mempunyai kualifikasi sebagai tenaga pendidik (Susgadik/ Susgajasmis/ Pekerti/ Akte V).
Tenaga pendidik non-organik berasal dari Mabesad, Mabesal, Kohanudnas, Koopsau I, Koharmatau, Korpaskhasau serta pendidik dari instansi di luar TNI misalnya dari Polri, KPK, BNN, Komnas Ham.


Penyelenggara pendidikan didukung oleh seratus lebih personil yang berpangkat perwira, bintara, tamtama, PNS dari berbagai profesi dan kecabangan. Sedangkan fasilitas yang dimiliki oleh Sekkau dan membanggakan adalah sistem LAN (Local area Network) olah yudha Sekkau.
Keinginan menuliskan kisah pengalaman di sekolah ini datang begitu saja. Sebelum waktu berlalu sedemikian cepat dan memori hanya tinggallah kenangan yang terpendam.      


Diakui, tidaklah mudah untuk memasuki jenjang pendidikan Sekkau. Hal ini terbukti dengan telah tiga kali mengikuti tes. Seleksi masuk Sekkau Angkatan 94 pada 12-18 Mei 2013 di Kampus Akademi Angkatan Udara di kota Gudeg Yogya.
Dan seleksi masuk Sekkau Angkatan 95 pada 17-27 November 2013 di tempat yang sama. Serta Angkatan 96 pada 3 Juli-15 Juli 2014 di Jakarta. Berkali-kali mengikuti tes seleksi, dan baru lulus setelah melewati seleksi yang ketiga kali yakni pada Juli 2014.
Perlu diketahui, gelombang ujian diadakan hanya dua kali dalam setahun. Ini berarti, dalam satu kali tes ada rentang waktu yang cukup lama yaitu enam bulan. Sehingga jikalau seorang Kapten tidak dapat melalui sekali tes masuk, ada enam bulan penantian untuk tes berikutnya.

Seperti kalimat yang dikutip dari Sambutan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna pada peringatan ke-69 TNI Angkatan Udara pada 9 April 2015 di taxy-way Lanud Halim Perdanakusuma: “Sejalan dengan arah kebijaksanaan pemerintah yang tertuang dalam cita-cita bersama yaitu semangat Tri Sakti: berdaulat dalam politik, mandiri dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan”.
Lebih lanjut dikatakan, seiring dengan semangat tersebut, kebijaksanaan yang diambil TNI Angkatan Udara adalah berusaha dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembinaan personel TNI Angkatan Udara, selalu mengedepankan dan menjunjung tinggi nilai-nilai patriotisme, cinta tanah air, semangat bela negara dan membentuk manusia berbudi pekerti yang luhur”.


“Ini semua akan menciptakan suatu kondisi TNI Angkatan Udara yang merupakan salah satu pilar negara bidang pertahanan, yang tidak pernah membedakan akan ras, agama dan kesukuan”, jelasnya.
            Saat ini Angkatan Udara sangatlah meningkatkan pembangunan Sumber Daya Manusia-nya. Hal ini direalisasikan melalui Komando Pendidikan Angkatan Udara. Adanya surat Kepala Dinas Administrasi Personil AU tentang pengajuan calon peserta seleksi calon siswa Sekkau.
Serta berdasarkan program kerja dan anggaran dari Dinas Pendidikan Angkatan Udara. Maka diperintahkanlah para Pama dan Pamen yang namanya tercantum dalam telegram dari Kepala Dinas Pendidikan AU untuk mengikuti seleksi Sekkau.        
            Setiap Pama maupun Pamen yang dipanggil untuk mengikuti seleksi membawa persyaratan administrasi dan kelengkapan seleksi. Bagi yang lulus seleksi langsung masuk pendidikan. Sebab itu telah membawa pakaian yang diperlukan selama pendidikan yaitu PDU I, PDU IV, PDH, PDL TNI/ Loreng, pakaian sipil, pakaian olahraga dll.
Keberangkatan ke Sekkau haruslah dilengkapi dengan adanya surat perintah untuk mengikuti seleksi dari Kepala Satuan Kerja-nya masing-masing. Juga telegram pemanggilan seleksi, salinan keputusan Kasau tentang kenaikan pangkat terakhir, salinan keputusan jabatan terakhir.
Demikian pula adanya rekomendasi dari Atasan masing-masing, dibuktikan dengan daftar penilaian perwira atau konduite terakhir dari Kasatker. Serta, surat keterangan hasil penelitian personel dari PAM setempat, hasil kesamaptaan jasmani, surat keterangan sehat dari dokter berupa foto rontgen thorax dan hasil lab darah.
 


            Bagi militer, tuntutan tingkat kesegaran jasmani sangatlah tinggi. Sebab itu diberikan beberapa perhatian pada kegiatan seleksi kesamaptaan jasmani. Salah satunya penggunaan celana pendek warna putih dan kaos olahraga TNI AU bagi prianya pada saat tes jasmani. Sedangkan wanita menggunakan celana training warna biru dan kaos olahraga TNI AU.

Setiap perwira yang mendapat panggilan untuk mengikuti pendidikan Sekkau diwajibkan melaporkan diri kepada petugas pendaftaran pada hari yang telah ditentukan dengan berpakaian dinas harian (PDH). Pada waktu lapor kedatangan, disaat itu pulalah diadakan seleksi kelengkapan administrasi yang dilakukan oleh panitia pelaksana.
Pada hari berikutnya seluruh calon siswa mendapatkan pengarahan dari Asisten Personil Kasau, Kepala Dinas Pendidikan Angkatan Udara, serta Kepala Sub Dinas Pendidikan Pengembangan Umum. Isi dari arahan pimpinan tentu saja untuk memberikan semangat serta dorongan moril agar tetap berpikir positif dalam menjalani setiap tahapan seleksi.
Kemudian, mengikuti seleksi kesehatan pertama diikuti seleksi tes kesehatan kedua. Ibaratnya seperti kembali mengikuti tes masuk menjadi tentara dari kehidupan sipil sebelumnya.
Selanjutnya tes psikologi, dengan berbagai materi tes. Ujian ini cukup melelahkan mental dan pikiran, diikuti sejak dari awal hari hingga sore harinya.
Selesai tes psikologi ada seleksi akademis bidang karangan militer, disini perwira dituntut mampu untuk menuangkan kedalam tulisan, ide-idenya demi kemajuan TNI AU di segala bidang. Mampu menuangkan ide-ide dan pemikiran yang konstruktif dalam bentuk karangan militer maupun telaahan staf secara sistematis dan benar.
Satu hal yang penting juga adalah seleksi akademis bidang penguasaan bahasa asing dalam hal ini Bahasa Inggris. Seorang perwira dituntut untuk mampu berdiplomasi dalam berbahasa Inggris terutama di dalam mendukung pelaksanaan tugasnya. Mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan dalam kegiatan rapat, paparan dan diskusi guna memecahkan persoalan secara sistematis dan benar pada pengambilan keputusan.

Adapun materi seleksi akademis bidang Operasi bersumber dari Undang Undang RI No 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Undang-undang RI No 34 tahun 2004 tentang TNI. Serta Doktrin TNI Tridek; Doktrin TNI AU Swa Bhuwana Paksa; Buku Petunjuk Induk TNI AU tentang Operasi Udara.
Subjek-subjek lain yang tidak kalah pentingnya adalah tentang pembinaan personil; pembinaan potensi dirgantara; penyelidikan kecelakaan pesawat udara dan kecelakaan kerja; pencegahan kecelakaan penerbangan dan kerja. Mengerti tentang hukum militer dan hukum udara serta ruang angkasa.
Juga tentang kepemimpinan serta dituntut untuk mengetahui peristiwa nasional dan internasional yang terkini maupun info terakhir tentang dunia kedirgantaraan.
Mampu melaksanakan proses pengambilan keputusan militer secara terbatas. Mampu mendukung kegiatan operasi dan latihan sesuai bidang tugasnya. Memahami nilai-nilai kejuangan dan mampu mengaplikasikannya dalam pelaksanaan tugas. Memahami teori operasi udara pada tataran taktis dan teknis operasional matra.
Setelah mengikuti pendidikan ini perwira siswa diharapkan memiliki sikap dan prilaku sebagai prajurit Saptamarga dalam setiap pelaksanaan tugasnya. Serta memiliki wawasan dan jiwa kepemimpinan yang dilandasi nilai juang yang tinggi. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar manajemen staf dan komando pada golongan jabatan VI.
Juga mempunyai kemampuan taktis dan teknis operasional matra udara sesuai ketentuan yang berlaku. Tidak lupa pula, mempunyai kesamaptaan jasmani yang baik sesuai ketentuan.
Dibandingkan dengan beberapa waktu yang lalu, rapat koordinasi untuk hasil seleksi tidaklah membutuhkan waktu yang lama. Setelah semua tes dilaksanakan, input data oleh sekretariat panitia seleksi dilakukan, diikuti rapat koordinasi hasil seleksi yang dilakukan di ruang rapat Disdikau.
Setelah itu persiapan rapat kelulusan oleh Dewan Kebijakan. Esok hari, untuk terakhir kalinya diadakan rapat kelulusan di ruang rapat Asisten Personil Kasau. Dan disusul pengumuman kelulusan pada siang harinya.
Sedemikian panjang uraian tentang seleksi, telah memberikan gambaran, betapa tidak mudahnya untuk menjadi calon siswa Sekkau. Terlebih lagi saat ini, dengan adanya remunerasi bagi TNI, persaingan untuk menjadi siswa pendidikan pengembangan umum di AU sangatlah ketat.

          

Setiap perwira berlomba-lomba untuk menempati kursi di Sekkau. Selain dituntut kesegaran jasmani yang prima, juga tuntutan kemampuan akademis yang mumpuni. Satu hal yang perlu diakui, adanya sejumlah besar subjek pelajaran tentang teknologi kedirgantaraan, yang harus dikuasai oleh masing-masing perwira.
Perwira AU dari berbagai latar-belakang ilmu yang berbeda, setelah lulus seleksi langsung masuk asrama militer untuk mengikuti pendidikan. Para calon perwira siswa dapat menempati kamar masing-masing sesuai dengan yang telah ditentukan. Untuk setiap flat ditunjuk seorang komandan flat yang bertanggungjawab terhadap tata tertib, kerapihan dan kebersihan dilingkungannya masing-masing.
Setiap orang dapat merasakan besarnya tanggungjawab yang ada untuk menyelesaikan pendidikan dengan memuaskan. Setiap perwira mengisi surat pernyataan kesanggupan untuk mengikuti pendidikan. Sebelum proses belajar dimulai, dilaksanakan masa orientasi selama dua minggu, tidak dibenarkan pasis menerima tamu, keluarga maupun kolega.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seorang pasis dikeluarkan dari pendidikan Sekkau dan dikembalikan ke kesatuan semula. Apabila pasis datang terlambat lebih dari empat hari sejak sekolah dibuka, termasuk hari libur pada masa orientasi, tanpa keterangan yang jelas.
Tidak hadir selama tujuh hari berturut-turut atau tidak hadir selama dua belas hari akumulatif. Tidak mengikuti pelajaran maksimal sepuluh persen dari seluruh jam kurikulum yang berjumlah seribu empat puluh jam pelajaran. Tidak dapat melanjutkan pendidikan karena alasan kesehatan yang dinyatakan dengan Surat Keterangan Dokter.
Ataupun ditarik kembali dari satuan asal. Dan melakukan pelanggaran disiplin pendidikan. Apabila memperoleh empat untuk nilai mati. Atau nilai yang kurang untuk dua belas mata pelajaran.
Dikeluarkan apabila nilai kurang untuk setiap item tes kesamaptaan jasmani setelah dilaksanakan pembinaan pada pendidikan tahap I. Serta melakukan pelanggaran disiplin atau pidana pada saat menjadi pasis Sekkau maupun sebelumnya yang mengakibatkan dilaksanakannya proses hukum pada saat yang bersangkutan melaksanakan pendidikan.
Diberhentikan sebagai pasis apabila melakukan tindakan insubordinasi atau melanggar tata krama kepatutan kesiswaan terhadap Dosen dan lembaga. Yaitu tidak menjunjung tinggi semua perintah dinas dan arahan yang diberikan atasan, berdasarkan kesadaran bahwa perintah tersebut untuk kepentingan dinas.
Tidak bersikap hormat kepada atasan baik didalam maupun diluar kedinasan berdasarkan kesadaran menegakkan kehormatan prajurit. Tidak memegang teguh dan menjaga sikap, perkataan dan perbuatan pada waktu berhadapan dengan atasan, baik didalam maupun diluar kedinasan. Khusus bagi pasis Wara/ Wan TNI dikeluarkan apabila dalam keadaan hamil.
Selain kesadaran akan berbagai aturan yang berlaku selama pendidikan, kesadaran akan tantangan kegiatan pendidikan sangatlah perlu. Pendidikan ini dilaksanakan dengan jadwal yang sangat padat. Keberhasilan penyelesaian pendidikan bergantung kepada pasis di dalam memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Bagi pama maupun pamen setelahnya menerima surat telegram pemanggilan seleksi, tentunya memiliki rasa kebahagiaan yang tersendiri. Namun demikian, dalam menjalani proses seleksi pendidikan, ada tantangan tersendiri pula.


Tentara tetaplah seorang manusia. Memiliki keluarga dan menjadi pencari nafkah utama untuk menghidupi rumahtangganya. Tanggung-jawab selaku kepala rumah tangga tentu saja dibarengi dengan tugas dan tanggungjawabnya selaku seorang prajurit TNI.
Sebagai seorang kepala keluarga, ada banyak hal yang menjadi perhatiannya. Lulus dan mengikuti pendidikan Sekkau berarti meninggalkan keluarga untuk beberapa waktu lamanya.
Beberapa perwira siswa harus berkutat dengan transportasi jarak jauh di setiap akhir minggu agar dapat berkumpul dengan keluarganya masing-masing. Perjalanan pergi-pulang ini memiliki cerita tersendiri. Dan ini berarti, tambahan pengeluaran bagi sirkulasi keuangan rumahtangga.
Bagi prajurit TNI, pendidikan merupakan salah satu bentuk kesejahteraan yang diberikan oleh TNI. Walaupun untuk meraihnya haruslah dengan penuh perjuangan dan susah-payah. Sebab lulus pendidikan berarti kenaikan pangkat. Dan kenaikan pangkat berarti tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
Sebab pangkat maupun jabatan adalah amanah dan sumpah bagi Negara. Sehingga pendidikan militer bagi pasis adalah sebentuk kepercayaan yang dipegang dan dilakoni dengan penuh kesadaran hati, tanggungjawab serta  keihklasan.*Seluruh isi materi ini merupakan milik intelektual pribadi. Meniru dan menggandakan hal-hal yang dicantumkan dalam materi ini, diluar maupun tanpa seizin Penulis, merupakan pelanggaran hak intelektual dan dapat diproses  sesuai hukum yang berlaku. 

Senin, 07 Juli 2014

Skadron Udara 45 Helikopter Angkut VVIP Lanud Halim


Skadron Udara 45 merupakan Skadron angkut khusus VIP/VVIP. Yang dalam operasionalnya menggunakan pesawat jenis helikopter atau rotary wing




Berada di bawah Wing I Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta. Yang menyelenggarakan pembinaan dan penyiapan satuan dijajarannya.
Berdasarkan pertimbangan dan kebijakan pimpinan TNI. Telah disetujui dan disahkan bersama pembentukan Skadron 45 Helikopter VIP/VVIP.

Yang berkedudukan di Lanud Halim Perdanakusuma dengan Peraturan Panglima TNI Nomor: Perpang/19/III/2011.Tentang Persetujuan dan Pengesahan Pembentukan Skadron 45 Helikopter VIP/VVIP. 

Selanjutnya ditindaklanjuti dengan Peraturan KASAU Nomor: Perkasau/44/VI/2011 tentang pembentukan Skadron Udara 45. 

Hal ini disambut dengan antusias oleh segenap insan TNI Angkatan Udara dengan ditandai peresmian oleh KASAU pada tanggal 11 November 2011 di hanggar yang juga baru didirikan ini. 

Akhirnya diresmikanlah satu lagi skadron udara yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma.

Lanud Halim Perdanakusuma merupakan satuan pelaksana Koopsau I. Bertugas menyiapkan dan melaksanakan pembinaan serta pengoperasian seluruh satuan dalam jajarannya. 

Membina potensi dirgantara dan menyelenggarakan dukungan operasi bagi satuan lainnya. 


Membawahi beberapa skadron udara yaitu skadron udara 2, 17, 31. 
Dalam perkembangannya, Skadron Udara 45 merupakan langkah maju dari Skadron Udara 17

Yang selama ini mengoperasikan beberapa jenis pesawat VIP/VVIP baik jenis fixed wing maupun rotary wing
Sehingga Skardon Udara 45 merupakan optimalisasi skadron angkut VIP/VVIP khususnya helikopter (rotary wing).


Berdasarkan Keputusan KASAU Nomor Kep: 26/ PKS/ 2011. Tentang pemberhentian dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI AU tanggal 01 Nopember 2011. 
Maka saat ini Komandan Skadron Udara 45 dipercayakan kepada Letkol Pnb Muzafar, yang menurut pengakuannya. 



Pada awalnya tidak dapat mempercayai penugasan ini, namun sesegera mungkin hal ini diakuinya. Merupakan tanggungjawab yang patut diembannya dengan bersungguh-sungguh hati. 
Alasan mengapa adanya keraguan. Sebab kabar tentang pembentukan skadron ini sudah ada sejak tahun 2000.
Dan baru terealisasi tahun 2011 ini. “Jadi sempat menggaung dan kemudian surut lagi”, demikian ujarnya.


Sehingga akhirnya tahun 2011 ini, pimpinan melaksanakan pembagian tugas antara skadron udara pesawat VIP/VVIP jenis fixed wing maupun rotary wing/ Helikopter. 
Hal ini tentu saja disambut dengan gembira oleh para professional yang mengabdikan diri dan hidupnya bagi kemajuan TNI Angkatan Udara. 




    Skadron Udara 45 pemeliharaannya di bawa Sekneg
Dari wawancara secara langsung dengan kadet lulusan AAU tahun 1995 ini. Dapat diketahui ciri khas yang menjadi keunikan tersendiri dari Skadron Udara ini dibandingkan dengan skadron udara lainnya. 
Bahwa secara keseluruhan pemeliharaannya berada dibawah penanganan Kementerian Sekretariat Negara bahkan pengoperasian pesawat dibawah koordinasi Sekretariat Militer Presiden.



Banyak suka maupun duka yang dialami Komandan yang mengawaki 56 personel ini. Selama mengabdikan diri di lingkungan kerja yang mengikuti jadwal kegiatan orang nomor satu di republik ini. 



Skadron udara ini hanya khusus digunakan untuk Presiden maupun Wakil Presiden. 
Saat mengadakan kunjungan kerja di daerah-daerah di pelosok Indonesia. 
Yang terkenal sebagai Negara kepulauan di bentangan garis khatulistiwa ini. 



Secara garis besarnya, sebelum kedatangan RI1 maupun RI2, daerah disurvei terlebih dahulu oleh Paspampres
Sedangkan di Lanud oleh anggota Base-Ops Lanud untuk keamanan lokasi pendaratan. 



Ini merupakan program tetap yang senantiasa dilakukan menyambut kedatangan pejabat Negara. 
Untuk meyakinkan tempat tersebut aman bagi pendaratan. H-2 dilakukan tes pendaratan oleh Helikopter. 
Sehingga H-1 daerah tersebut steril dan aman untuk didarati pesawat helicopter yang membawa Kepala Negara dan pejabat setingkat.



Disamping itu, masih banyak lainnya tugas-tugas yang dilakukan oleh Skadron Udara 45. 
Selain melaksanakan operasi dukungan udara namun juga dalam keadaan darurat melaksanakan SAR (Save and Rescue) terbatas. Demikian ujar Komandan kelahiran Malang asli anak Madura ini.



     Arti dan makna lambang Skadron Udara 45
Keistimewaan Skadron Udara 45 yang sedemikian rupa inilah yang menjadikannya patut dibanggakan. 
Apalagi tunggul Skadron Udara 45 telah mencerminkan hal itu. Tunggul Skadron Udara 45 memiliki dua sisi dengan gambar yang sama.
Dapat dilihat dari berbentuk persegi panjang, dengan inti lambing berbentuk perisai. Ukurannya 58 cm x 42 cm. 
Warna dasar tunggul biru langit melambangkan kekhasan matra yang menggunakan media udara dalam melaksanakan setiap penugasan. 



Lebih lanjut ujar Danskadron Udara 45 ini. Isi dan arti gambar sangat mewakili kekhasan skadron udara ini. 
Perisai melambangkan pelindung bangsa dan Negara dari setiap ancaman musuh. Sedangkan burung merpati bermahkota melambangkan sarana angkut VIP/VVIP Lanud Halim P. 
Yang setia kepada bangsa dan Negara. Angka 45 melambangkan legalitas Skadron Udara 45 Helikopter Angkut VIP/VVIP. 
Benteng melambangkan Skadron Udara 45 sebagai benteng Negara. Lima bintang melambangkan skadron udara 45 menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Dan bola bumi melambangkan Skadron Udara 45 siap melaksanakan tugas menjangkau setiap wilayah.




    Profesionalisme awak Skadron Udara 45
Hebatnya lagi, seluruh penerbang yang ada, baik di Skadron Udara 17 maupun di Skadron Udara 45. Merupakan penerbang-penerbang dengan kualifikasi lulusan Luar Negeri. 
Sebab belajar dan dilatih langsung di Prancis, tempat dimana datangnya pesawat Helikopter VIP/VVIP ini, tepatnya di kota Marseille, Prancis.


Latihan-latihan yang dilaksanakan meliputi banyak hal. Seperti latihan Type Raiting pesawat AS 332 L2 Super Puma.  
Latihan uji fungsi atau Maintenance Check Flight Course. Serta Instructor Pilot Course, ditambah dengan latihan rutin simulator selama dua minggu. Bagi penerbang atau tergantung anggaran yang tersedia setiap tahunnya. 
Perawatan pesawat dilaksanakan secara rutin pula. 
NAS 332 L1 Super Puma dirawat oleh personel PT DI dibawah supervisi Skadron Teknik 042 Bogor
Sedangkan AS 332 L2 Super Puma dirawat oleh personel ESEA (Eurocopter South East Asia) yang berkedudukan di Singapura dibawah supervisi Skadron Teknik 024 Bogor.




Skadron Udara 45 sejak diresmikan pada bulan November tahun 2011 ini. Tidak surut dalam pengabdiannya yang tiada henti.
Akhir-akhir ini (pada saat tulisan ini dibuat) disibukkan dengan adanya KTT ASEAN.
Serta belum lama ini, menghadapi beruntunnya bencana alam yang menimpa daerah-daerah di Indonesia.
Sehingga hal ini membutuhkan kesiapan maupun kesigapan yang tiada surut. Dari setiap anggota personel Skadron Udara 45 Lanud Halim Perdanakusuma.
Dalam usia yang masih muda ini banyak hal yang menjadi skala prioritas bagi Skadron Udara 45.
Yakni pembuatan SOP serta penyusunan silabus latihan awak penerbang bagi skadron udara.
Memiliki moto “Swandana Ahingani” yang artinya "Skadron Udara 45 Helikopter Angkut VIP/ VVIP melaksanakan tugas dengan penuh kepercayaan".***(Oleh: Kapten Sus Michiko; sekarang menjabat sebagai Kasubsi Pustak DispenauSeluruh isi materi ini merupakan milik intelektual pribadi. Meniru dan menggandakan hal-hal yang dicantumkan dalam materi ini, diluar maupun tanpa seizin Penulis, merupakan pelanggaran hak intelektual dan dapat diproses sesuai hukum yang berlaku.