Jumat, 19 Desember 2025

Womenpeacekeepers = Wan TNI PBB UNIFIL 2009-2010

 

Pose di taxy way Lanud Halim
(Sumber Michiko Moningkey Foto Harbot Photography)


Artikel ini adalah perkenalan seorang Female Soldier. Hasil wawancara secara face to face dengan wartawati The Jakarta Post Ms.Novia D. Rulistia, di Jakarta pada tahun 2014, sembilan tahun yang lalu, saat Penulis masih berpangkat Kapten, dan menceritakan tentang secuil pengalaman bertugas di Pasukan Perdamaian PBB di Libanon Selatan. Semoga melalui tulisan ini akan semakin menghubungkan Penulis Female Soldier dengan para pembaca. Selamat membaca, di akhir minggu ini.

Ini hasil terjemahan ya.... dari artikel aslinya pada :


https://www.thejakartapost.com/news/2014/08/13/capt-michiko-moningkey-female-soldier.html

 

CAPT. MICHIKO MONINGKEY, Prajurit Wanita (Female Soldiers) yang Penuh Tekad

 

Medal Parade Indonesian 2010 di Libanon Selatan (sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi)


Kapten Sanra Michiko Moningkey adalah orang yang penuh tekad. Ketika dia menetapkan tujuan, dia bekerja keras untuk mendapatkannya, dan menyelesaikannya dengan baik.

 

Oleh Novia D. Rulistia

The Jakarta Post/ Jakarta

Dia adalah salah satu prajurit wanita pertama - dan satu-satunya perwira wanita - di Batalyon Indonesia Battalion (Indobatt) Kontingen Garuda yang ditugaskan dalam Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) pada tahun 2009 sampai dengan November 2010.

Acara Makan siang di markas Italia batalyon di UNIFIL

Michiko mengenang kembali dan menceritakan kembali masa-masa menjadi satu-satunya wanita di antara 1.000 pasukan perdamaian Indonesia di daerah pasca konflik, dan mengatakan bahwa hal itu tidaklah mudah. Ia harus bekerja keras untuk meyakinkan rekan-rekannya yang pria bahwa ia dapat dipercaya untuk menyelesaikan tugas di medan yang sulit, sama seperti para tentara pria.

Pingpong bersama Kasum TNI 2010 Marsdya TNI Edy Harjoko di Indobatt 23/D UNIFIL

“Saya selalu ingin menunjukkan bahwa saya bisa melakukan tugas-tugas sulit seperti mereka, bahkan mungkin lebih baik,” kata wanita berusia 38 tahun ini, saat tulisan ini dibuat.

Sebelum berhasil berangkat ke Lebanon, Michiko menceritakan bahwa ia harus melewati serangkaian tes seleksi terlebih dahulu. Lima Perwira Penerangan dari masing-masing angkatan yakni dari AD, AL dan AU, mengikuti serangkaian ujian, yang meliputi tes samapta (ketahanan fisik), mengemudi di sisi kiri jalan, serta tes psikologi dan tes mental ideologi. Michiko berhasil.


Shorts Video Womenpeacekeepers UNIFIL 2010

"Saya agak kuatir tentang bagaimana rasanya berada di negara pasca-konflik. Saya juga gugup bertemu dengan tentara dari negara lain karena kendala bahasa dan banyak hal," katanya. “Tapi saya tidak terlalu memikirkannya dan pergi saja”.

Sebagai Perwira Penerangan Indobatt, tugasnya adalah membuat rilis berita tentang pengabdian kontingen dan mengirimkannya ke Pusat Penerangan TNI di Jakarta. Dan biasanya, Perwira Penerangan yang lain, mengirim dua atau tiga rilis per minggu, tetapi Michiko memaksakan diri untuk membuat dua atau tiga rilis berita setiap hari.

Wan TNI PBB 2009-2010 Juara Medali Emas Pingpong UNIFIL

“Saya melakukan itu karena saya memiliki motivasi untuk memberi tahu keluarga prajurit di Indonesia yang merindukan orang yang mereka cintai tentang aktivitas mereka di Lebanon melalui rilis yang saya kirimkan,” kata Michiko.

Michiko mengatakan bahwa penugasannya di Lebanon juga mengajarkannya untuk menjadi tangguh dan tidak membiarkan emosinya menghalangi pekerjaannya, bahkan dalam situasi yang paling buruk sekalipun.

Bantu warga desa panen buah zaitun di Libanon Selatan (Sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi)


Dia memilih, misalnya, untuk tidak menunjukkan betapa nyeri perutnya saat datang bulan (menstruasi) yang menyakitkan, tetapi terus bekerja dan pergi bersama pasukan ke lapangan meskipun kondisinya sulit.


Pada malam hari, setelah pekerjaan selesai, ia memijat dirinya sendiri untuk meredakan kram perut dan menghilangkan rasa lelah, sementara di dalam benaknya ia berharap ibunya ada di sana untuk memijatnya.

Wan TNI PBB 2009-2010 di Libanon Juara Perak dan Perunggu Badminton UNIFIL
(Sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi)


Ketika ia merindukan keluarga dan putranya, ia hanya bisa berharap jaringan telpon internasional berfungsi dengan baik sehingga ia dapat menelepon mereka atau melakukan panggilan video melalui Skype. “Jika itu tidak berhasil, (kebanyakan tidak berhasil) saya hanya membuka buku harian saya dan mendengarkan musik rohani dan berdoa,” kata wanita berusia 38 tahun ini.


Namun di atas semua itu, ia mengatakan bahwa tantangan terbesar yang ia dan pasukannya hadapi selama penugasan di Lebanon adalah cuaca.

Pose bersama Gadis Libanon (Sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi)

Ketika Kontingen Garuda tiba di Lebanon pada bulan November 2009, Michiko mengatakan bahwa mereka langsung disambut oleh cuaca dingin. "Saat itu sangat dingin ketika kami tiba di sana. Kami kelaparan dan harus makan muffin dingin dan keras yang sulit ditelan," katanya.


Photostream : 
https://www.flickr.com/photos/michikomoningkey/

 

Namun setelah tiga bulan, pasukan akhirnya menemukan ritme untuk bekerja meskipun cuaca dingin, tambahnya. Mereka menghabiskan satu tahun di Lebanon dari November 2009 sampai November 2010.

“Setiap hari saya menandai kalender, dan ketika sudah dekat dengan hari saya akan pulang, saya menjadi sangat bersemangat,” katanya. “Saya belajar banyak tentang profesionalisme dari tugas saya di Lebanon, dan saya melakukan yang terbaik di sana, sehingga saya merasa telah mencapai salah satu tujuan saya-melayani negara ini”.

Pratugas di Cipatat (Sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi)

Lahir dan dibesarkan di Manado, Sulawesi Utara, Michiko terinspirasi untuk mendaftar karena ayahnya adalah seorang veteran TNI Angkatan Darat.


Ketika dia belajar di Universitas Sam Ratulangi di Manado, dia mengetahui bahwa mereka yang memiliki gelar sarjana dapat bergabung dengan TNI. “Saya menyadari bahwa tidak ada kata terlambat untuk mengejar impian saya,” katanya.


Ia mendaftar namun pada awalnya ditolak karena ia hanya memiliki ijazah Diploma Dua Universitas Sam Ratulangi Manado. Ia kemudian melanjutkan studinya di Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, Sulawesi Selatan, untuk menyelesaikan gelar sarjananya agar bisa mendaftar militer lagi.

Di Unhas, ia bergabung dengan resimen mahasiswa untuk lebih memahami tentang dunia militer dan bagaimana kehidupan seorang prajurit dan mempersiapkan fisik sebelum bergabung dengan militer.

 

Di tengah Pasukan Indobatt 23D/ UNIFIL dalam suatu acara
(Sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi)


Profile : https://www.flickr.com/people/michikomoningkey/

 

“Saya selalu menyukai olahraga dan saat kuliah saya bergabung dengan klub menembak, klub renang dan juga sempat belajar menyelam, jadi saat mengikuti tes rekrutmen saya sudah siap,” kata Michiko.

"Dan puji Tuhan, saya diterima setelah percobaan pertama saya. Beberapa orang yang saya kenal harus mencoba lebih dari satu kali untuk bisa diterima di militer",


Dia kemudian ditugaskan di Angkatan Udara setelah menjalani tes psikologi. "Pilihan pertama saya adalah menjadi Angkatan Darat seperti ayah saya, dan pilihan kedua saya adalah Angkatan Laut karena kemampuan menyelam saya. Namun ternyata, hasil tes menunjukkan bahwa saya harus berada di Angkatan Udara," kata Michiko.

Wadan Indobatt 23D/ UNIFIL saat ini (2010) sudah berpangkat
Laksamana Muda DR. Guslin Kamase, SH, MH, MM.,
menyerahkan hadiah mewakili
Komandan Indobat 23D/ UNIFIL
(Sumber Michiko Moningkey Foto koleksi Pribadi) 

Ia mengatakan tidak masalah di mana ia ditempatkan selama ia bisa memberikan yang terbaik untuk negara.

Sejak bergabung dengan TNI AU, ia telah ditempatkan di beberapa kota, termasuk di Kupang, Nusa Tenggara Timur; Manado; dan sekarang ia bekerja di Dinas Penerangan di markas besar TNI AU di Jakarta.

Upacara penganugrahan apresiasi Indobatt bagi atlet pemenang Medali Perunggu
dan Dancon March 2010 (Sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi)

“Saya memiliki cita-cita lain, yaitu untuk dapat berbicara tentang perempuan dan peran mereka di depan audiens internasional, saya telah mempersiapkan diri, jadi ketika kesempatan itu datang, saya siap untuk meraihnya,” kata Michiko.


Bertugas sebagai Master of Ceremony di Indobatt 23D/ UNIFIL 2010
(Sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi)


Wan TNI PBB 2009-2010 Kapten (Sus) Sanra Michiko Moningkey tergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-D/ UNIFIL. Atau Indonesian Battalion, Indobatt di UN Position 7-1 desa Adshit Al-Qusayr. Dua Bintara, Serda (WARA) Wenny Dwyana Sari serta Serda (KOWAD) Nicky Novitasari, tergabung dalam Satuan Tugas Polisi Militer TNI Kontingen Garuda XXV-B/ UNIFIL. Atau, SEMPU: Sector East Military Police Unit pada UN Position 7-3 Blate daerah Marjayoun. Satu Bintara Sertu (WARA) Reni Marlinawati Admaja bertugas sebagai Staf Officer (SO). Pada JMAC (Joint Mission Analysis Centre) di Markas Besar UNIFIL di Naqoura.  Ada satu Bintara KOWAL Serda PDK/W (KOWAL) Wilia Arisila, bertugas selaku Sector East Military Staff Di markas besar Sektor Timur UNIFIL UN Position 7-2 Ebel- El-Saqi daerah Marjayoun (tidak tampak dalam gambar) (Sumber Ltc Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi).


(Diterjemahkan dari Features The Jakarta Post terbitan Rabu tanggal 13 Agustus 2014). 

Baca in English version:

https://www.thejakartapost.com/news/2014/08/13/capt-michiko-moningkey-female-soldier.html


Wan TNI PBB 2009-2010 Kapten (Sus) Sanra Michiko Moningkey tergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-D/ UNIFIL. Atau Indonesian Battalion, Indobatt di UN Position 7-1 desa Adshit Al-Qusayr. Dua Bintara, Serda (WARA) Wenny Dwyana Sari serta Serda (KOWAD) Nicky Novitasari, tergabung dalam Satuan Tugas Polisi Militer TNI Kontingen Garuda XXV-B/ UNIFIL. Atau, SEMPU: Sector East Military Police Unit pada UN Position 7-3 Blate daerah Marjayoun. Satu Bintara Sertu (WARA) Reni Marlinawati Admaja bertugas sebagai Staf Officer (SO). Pada JMAC (Joint Mission Analysis Centre) di Markas Besar UNIFIL di Naqoura.  Ada satu Bintara KOWAL Serda PDK/W (KOWAL) Wilia Arisila, bertugas selaku Sector East Military Staff Di markas besar Sektor Timur UNIFIL UN Position 7-2 Ebel- El-Saqi daerah Marjayoun (tidak tampak dalam gambar) (Sumber Ltc Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi).

Tidak ada komentar: