![]() |
| Pose di taxy way Lanud Halim (Sumber Michiko Moningkey Foto Harbot Photography) |
Artikel ini adalah perkenalan seorang Female Soldier. Hasil wawancara secara face to face dengan wartawati The Jakarta Post Ms.Novia D. Rulistia, di Jakarta pada tahun 2014, sembilan tahun yang lalu, saat Penulis masih berpangkat Kapten, dan menceritakan tentang secuil pengalaman bertugas di Pasukan Perdamaian PBB di Libanon Selatan. Semoga melalui tulisan ini akan semakin menghubungkan Penulis Female Soldier dengan para pembaca. Selamat membaca, di akhir minggu ini. |
Ini hasil terjemahan ya.... dari artikel aslinya pada :
https://www.thejakartapost.com/news/2014/08/13/capt-michiko-moningkey-female-soldier.html
CAPT. MICHIKO MONINGKEY, Prajurit Wanita (Female Soldiers) yang Penuh Tekad
![]() |
| Medal Parade Indonesian 2010 di Libanon Selatan (sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi) |
Kapten Sanra Michiko Moningkey adalah
orang yang penuh tekad. Ketika dia menetapkan tujuan, dia bekerja keras untuk
mendapatkannya, dan menyelesaikannya dengan baik.
Oleh Novia D. Rulistia
The Jakarta Post/ Jakarta
Dia adalah salah satu prajurit wanita pertama - dan satu-satunya perwira wanita - di Batalyon Indonesia Battalion (Indobatt) Kontingen Garuda yang ditugaskan dalam Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) pada tahun 2009 sampai dengan November 2010.
![]() |
| Acara Makan siang di markas Italia batalyon di UNIFIL |
Michiko mengenang kembali dan menceritakan kembali
masa-masa menjadi satu-satunya wanita di antara 1.000 pasukan perdamaian
Indonesia di daerah pasca konflik, dan mengatakan bahwa hal itu tidaklah mudah.
Ia harus bekerja keras untuk meyakinkan rekan-rekannya yang pria bahwa ia dapat
dipercaya untuk menyelesaikan tugas di medan yang sulit, sama seperti para tentara
pria.
![]() |
| Pingpong bersama Kasum TNI 2010 Marsdya TNI Edy Harjoko di Indobatt 23/D UNIFIL |
“Saya selalu ingin menunjukkan bahwa saya bisa
melakukan tugas-tugas sulit seperti mereka, bahkan mungkin lebih baik,” kata
wanita berusia 38 tahun ini, saat tulisan ini dibuat.
Sebelum
berhasil berangkat ke Lebanon, Michiko menceritakan bahwa ia harus melewati
serangkaian tes seleksi terlebih dahulu. Lima Perwira Penerangan dari
masing-masing angkatan yakni dari AD, AL dan AU, mengikuti serangkaian ujian,
yang meliputi tes samapta (ketahanan fisik), mengemudi di sisi kiri jalan,
serta tes psikologi dan tes mental ideologi. Michiko berhasil.
Sebagai
Perwira Penerangan Indobatt, tugasnya adalah membuat rilis berita tentang pengabdian
kontingen dan mengirimkannya ke Pusat Penerangan TNI di Jakarta. Dan biasanya, Perwira
Penerangan yang lain, mengirim dua atau tiga rilis per minggu, tetapi Michiko
memaksakan diri untuk membuat dua atau tiga rilis berita setiap hari.
![]() |
| Wan TNI PBB 2009-2010 Juara Medali Emas Pingpong UNIFIL |
“Saya
melakukan itu karena saya memiliki motivasi untuk memberi tahu keluarga
prajurit di Indonesia yang merindukan orang yang mereka cintai tentang aktivitas
mereka di Lebanon melalui rilis yang saya kirimkan,” kata Michiko.
Michiko
mengatakan bahwa penugasannya di Lebanon juga mengajarkannya untuk menjadi
tangguh dan tidak membiarkan emosinya menghalangi pekerjaannya, bahkan dalam
situasi yang paling buruk sekalipun.
![]() |
| Bantu warga desa panen buah zaitun di Libanon Selatan (Sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi) |
Dia memilih, misalnya, untuk tidak
menunjukkan betapa nyeri perutnya saat datang bulan (menstruasi) yang
menyakitkan, tetapi terus bekerja dan pergi bersama pasukan ke lapangan
meskipun kondisinya sulit.
Pada malam hari, setelah pekerjaan
selesai, ia memijat dirinya sendiri untuk meredakan kram perut dan
menghilangkan rasa lelah, sementara di dalam benaknya ia berharap ibunya ada di
sana untuk memijatnya.
![]() |
| Wan TNI PBB 2009-2010 di Libanon Juara Perak dan Perunggu Badminton UNIFIL (Sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi) |
Ketika ia merindukan keluarga dan
putranya, ia hanya bisa berharap jaringan telpon internasional berfungsi dengan
baik sehingga ia dapat menelepon mereka atau melakukan panggilan video melalui
Skype. “Jika itu tidak berhasil, (kebanyakan tidak berhasil) saya hanya membuka
buku harian saya dan mendengarkan musik rohani dan berdoa,” kata wanita berusia
38 tahun ini.
Namun di atas semua itu, ia mengatakan
bahwa tantangan terbesar yang ia dan pasukannya hadapi selama penugasan di
Lebanon adalah cuaca.
![]() |
| Pose bersama Gadis Libanon (Sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi) |
Ketika Kontingen Garuda tiba di
Lebanon pada bulan November 2009, Michiko mengatakan bahwa mereka langsung
disambut oleh cuaca dingin. "Saat itu sangat dingin ketika kami tiba di
sana. Kami kelaparan dan harus makan muffin dingin dan keras yang sulit
ditelan," katanya.
Photostream : https://www.flickr.com/photos/michikomoningkey/
Namun setelah tiga bulan, pasukan
akhirnya menemukan ritme untuk bekerja meskipun cuaca dingin, tambahnya. Mereka
menghabiskan satu tahun di Lebanon dari November 2009 sampai November 2010.
“Setiap hari saya menandai kalender,
dan ketika sudah dekat dengan hari saya akan pulang, saya menjadi sangat
bersemangat,” katanya. “Saya belajar banyak tentang profesionalisme dari tugas
saya di Lebanon, dan saya melakukan yang terbaik di sana, sehingga saya merasa
telah mencapai salah satu tujuan saya-melayani negara ini”.
![]() |
| Pratugas di Cipatat (Sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi) |
Lahir dan dibesarkan di Manado,
Sulawesi Utara, Michiko terinspirasi untuk mendaftar karena ayahnya adalah
seorang veteran TNI Angkatan Darat.
Ketika dia belajar di Universitas Sam
Ratulangi di Manado, dia mengetahui bahwa mereka yang memiliki gelar sarjana
dapat bergabung dengan TNI. “Saya menyadari bahwa tidak ada kata terlambat
untuk mengejar impian saya,” katanya.
Ia mendaftar namun pada awalnya
ditolak karena ia hanya memiliki ijazah Diploma Dua Universitas Sam Ratulangi Manado.
Ia kemudian melanjutkan studinya di Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar,
Sulawesi Selatan, untuk menyelesaikan gelar sarjananya agar bisa mendaftar
militer lagi.
Di Unhas, ia bergabung dengan resimen
mahasiswa untuk lebih memahami tentang dunia militer dan bagaimana kehidupan seorang
prajurit dan mempersiapkan fisik sebelum bergabung dengan militer.
![]() |
| Di tengah Pasukan Indobatt 23D/ UNIFIL dalam suatu acara (Sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi) |
Profile : https://www.flickr.com/people/michikomoningkey/
“Saya selalu menyukai olahraga dan
saat kuliah saya bergabung dengan klub menembak, klub renang dan juga sempat belajar
menyelam, jadi saat mengikuti tes rekrutmen saya sudah siap,” kata Michiko.
"Dan puji Tuhan, saya diterima
setelah percobaan pertama saya. Beberapa orang yang saya kenal harus mencoba
lebih dari satu kali untuk bisa diterima di militer",
Dia kemudian ditugaskan di Angkatan
Udara setelah menjalani tes psikologi. "Pilihan pertama saya adalah
menjadi Angkatan Darat seperti ayah saya, dan pilihan kedua saya adalah
Angkatan Laut karena kemampuan menyelam saya. Namun ternyata, hasil tes
menunjukkan bahwa saya harus berada di Angkatan Udara," kata Michiko.
Ia mengatakan tidak masalah di mana ia
ditempatkan selama ia bisa memberikan yang terbaik untuk negara.
Sejak bergabung dengan TNI AU, ia
telah ditempatkan di beberapa kota, termasuk di Kupang, Nusa Tenggara Timur;
Manado; dan sekarang ia bekerja di Dinas Penerangan di markas besar TNI AU di
Jakarta.
![]() |
| Upacara penganugrahan apresiasi Indobatt bagi atlet pemenang Medali Perunggu dan Dancon March 2010 (Sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi) |
![]() |
| Bertugas sebagai Master of Ceremony di Indobatt 23D/ UNIFIL 2010 (Sumber Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi) |
![]() |
| Wan TNI PBB 2009-2010 Kapten (Sus) Sanra Michiko Moningkey tergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-D/ UNIFIL. Atau Indonesian Battalion, Indobatt di UN Position 7-1 desa Adshit Al-Qusayr. Dua Bintara, Serda (WARA) Wenny Dwyana Sari serta Serda (KOWAD) Nicky Novitasari, tergabung dalam Satuan Tugas Polisi Militer TNI Kontingen Garuda XXV-B/ UNIFIL. Atau, SEMPU: Sector East Military Police Unit pada UN Position 7-3 Blate daerah Marjayoun. Satu Bintara Sertu (WARA) Reni Marlinawati Admaja bertugas sebagai Staf Officer (SO). Pada JMAC (Joint Mission Analysis Centre) di Markas Besar UNIFIL di Naqoura. Ada satu Bintara KOWAL Serda PDK/W (KOWAL) Wilia Arisila, bertugas selaku Sector East Military Staff . Di markas besar Sektor Timur UNIFIL UN Position 7-2 Ebel- El-Saqi daerah Marjayoun (tidak tampak dalam gambar) (Sumber Ltc Michiko Moningkey Foto Koleksi Pribadi). |
(Diterjemahkan dari Features The Jakarta Post terbitan Rabu tanggal 13 Agustus 2014).
Baca in English version:
https://www.thejakartapost.com/news/2014/08/13/capt-michiko-moningkey-female-soldier.html
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar